Mengelola sampah rumah tangga adalah langkah krusial dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan memilah dan mengolah sampah organik serta anorganik secara benar, kita dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan menciptakan sumber daya baru. Pemisahan dua kategori utama sampah ini merupakan fondasi dari pengelolaan sampah yang efektif.
Sampah organik adalah sisa-sisa makhluk hidup seperti sisa makanan, daun kering, potongan rumput, dan bahan alami lainnya yang mudah terurai. Mengolah sampah ini sangat penting karena sampah organik yang membusuk tanpa oksigen (anaerobik) menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang kuat.
Metode paling umum dan bermanfaat adalah membuat kompos. Kompos adalah pupuk alami kaya nutrisi yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik. Proses ini ideal dilakukan dalam bak kompos (bin) atau lubang tanam.
Untuk skala rumah tangga yang lebih kecil, metode seperti lubang biopori atau metode Takakura (menggunakan wadah tertutup dengan starter bakteri) dapat mempercepat penguraian sisa makanan menjadi larutan nutrisi cair yang bermanfaat bagi tanaman.
Sampah anorganik adalah material yang sulit atau lambat terurai, seperti plastik, kertas, logam, kaca, dan elektronik. Pengolahan sampah anorganik berfokus pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Langkah terbaik adalah pencegahan. Kurangi penggunaan barang sekali pakai. Contohnya, selalu membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum isi ulang, dan menolak sedotan plastik.
Berikan kehidupan kedua pada barang yang masih layak. Botol kaca bisa menjadi wadah bumbu, kardus bekas bisa diolah menjadi kerajinan tangan, atau pakaian yang tidak terpakai dapat disumbangkan.
Pemisahan adalah kunci sukses daur ulang. Pastikan sampah anorganik dicuci bersih dan dipisahkan berdasarkan jenis material (plastik PET, HDPE, kertas HVS, kardus, aluminium, besi, kaca). Sampah ini kemudian dapat dijual ke pengepul atau bank sampah terdekat.
Kesuksesan pengolahan sampah, baik organik maupun anorganik, sangat bergantung pada disiplin memilah sampah sejak dari dapur dan kamar mandi. Idealnya, sediakan minimal dua wadah terpisah: satu untuk bahan yang bisa dikomposkan dan satu lagi untuk bahan yang bisa didaur ulang. Jika terdapat limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) seperti baterai bekas atau lampu neon, kumpulkan secara terpisah dan serahkan ke fasilitas penampungan limbah B3 yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
Dengan menerapkan cara mengolah sampah organik dan anorganik ini secara konsisten, rumah tangga dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.