Panduan Lengkap Cara Memelihara Ayam Petelur Agar Produktif
Memelihara ayam petelur agar menghasilkan telur secara maksimal membutuhkan perhatian khusus pada banyak aspek. Mulai dari pemilihan bibit, nutrisi pakan, sanitasi kandang, hingga manajemen lingkungan. Dengan manajemen yang tepat, ayam Anda akan berproduksi secara optimal.
1. Pemilihan Bibit Ayam Petelur Unggul
Kualitas telur sangat bergantung pada kualitas indukan. Pastikan Anda memilih bibit (DOC - Day Old Chick) dari galur ayam petelur yang terbukti unggul dan memiliki catatan riwayat produksi yang baik.
Usia Pemilihan: Biasanya ayam dara yang dibeli berusia 16-18 minggu, tepat sebelum masa puncak produksi dimulai.
Kesehatan Fisik: Pilih ayam yang aktif, memiliki dada bidang, mata cerah, dan kaki kokoh. Hindari ayam yang lesu atau cacat.
Vaksinasi Lengkap: Pastikan riwayat vaksinasi (terutama ND, Gumboro) sudah terpenuhi sesuai jadwal sebelum ayam masuk kandang produksi.
2. Manajemen Kandang yang Ideal
Kandang yang nyaman adalah kunci utama untuk mengurangi stres pada ayam, yang mana stres adalah penghambat produksi telur terbesar.
Ventilasi dan Penerangan
Ayam petelur sangat sensitif terhadap suhu dan cahaya.
Suhu: Pertahankan suhu kandang ideal antara 22°C hingga 27°C. Ventilasi yang baik sangat penting untuk membuang panas dan kelembaban.
Pencahayaan (Fotoperiode): Cahaya memicu hormon reproduksi. Untuk ayam di masa produksi (di atas 20 minggu), idealnya membutuhkan 14 hingga 16 jam cahaya per hari, termasuk cahaya alami dan buatan.
Kepadatan dan Kebersihan
Jangan biarkan kandang terlalu padat, karena ini meningkatkan risiko penyakit dan kompetisi pakan.
Kepadatan: Aturan umum adalah 15-20 ekor per meter persegi untuk kandang postal, atau sesuaikan dengan sistem baterai.
Sanitasi: Bersihkan alas kandang (litter) secara rutin. Kotoran yang basah atau menumpuk adalah sarang bakteri. Lakukan desinfeksi kandang secara berkala.
3. Nutrisi Pakan Berkualitas Tinggi
Pakan menyumbang sekitar 60-70% dari biaya pemeliharaan, namun nutrisi yang tepat adalah investasi terbaik untuk hasil telur maksimal.
Formulasi pakan ayam petelur harus mengandung energi, protein, kalsium, dan vitamin yang seimbang, terutama saat memasuki fase layer (bertelur).
Protein: Dibutuhkan sekitar 16% hingga 18% protein kasar.
Kalsium (Ca): Ini krusial untuk pembentukan cangkang telur. Berikan pakan dengan kandungan kalsium antara 3.5% hingga 4.5%, seringkali diberikan dalam bentuk grit (kerikil halus) terpisah.
Air Bersih: Pastikan air minum selalu tersedia, bersih, dan segar. Dehidrasi sekecil apapun dapat menurunkan produksi telur secara drastis.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Ayam petelur yang sakit tidak akan bertelur dengan baik, atau bahkan berhenti bertelur sama sekali. Program kesehatan yang proaktif adalah kunci.
Vaksinasi Rutin
Ikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh dinas peternakan setempat. Penyakit seperti Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB) harus dicegah dengan vaksinasi tepat waktu.
Biosekuriti Ketat
Batasi lalu lintas orang dan hewan lain yang masuk ke area kandang. Sediakan bak desinfektan di pintu masuk. Jika ada ayam yang sakit, segera isolasi atau singkirkan untuk mencegah penularan.
5. Manajemen Produksi dan Monitoring
Untuk memastikan program pemeliharaan berhasil, Anda harus rajin mencatat dan mengevaluasi hasilnya.
Pencatatan Harian: Catat jumlah pakan yang dikonsumsi, jumlah telur yang dihasilkan, dan tingkat mortalitas (kematian).
Bobot Badan: Lakukan penimbangan sampel ayam secara berkala. Pertambahan berat badan yang stabil menunjukkan nutrisi tercukupi dan ayam siap berproduksi. Penurunan bobot badan pada ayam layer seringkali menjadi indikasi masalah pakan atau kesehatan.
Kualitas Telur: Amati persentase telur pecah atau retak, serta ketebalan dan warna cangkang. Kalsium yang kurang akan membuat cangkang tipis dan mudah pecah.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, Anda dapat memaksimalkan potensi produksi telur dari setiap ayam di peternakan Anda.