Burung-burung di alam liar selalu menyajikan melodi yang memukau, namun di antara ribuan jenis kicauan, ada satu suara yang seringkali menimbulkan rasa penasaran sekaligus kekaguman: bunyi punglor kembang.
Punglor kembang, atau sering juga disebut Punglor Batu (Zoothera andromedae), adalah burung passerine yang anggun, terkenal bukan hanya karena corak bulunya yang eksotis, namun terutama karena variasi suara yang dimilikinya. Suaranya dianggap sebagai salah satu yang paling merdu dan kompleks di antara kicau mania Indonesia.
Ilustrasi visualisasi suara Punglor Kembang.
Karakteristik Bunyi Punglor Kembang
Apa yang membuat bunyi punglor kembang begitu istimewa? Jawabannya terletak pada variasi nada, ritme, dan kemampuannya untuk meniru suara lain. Nama "kembang" sendiri sering dikaitkan dengan kemampuan burung ini untuk "mengembangkan" atau memvariasikan lagunya dengan sangat kaya, seperti sekumpulan bunga yang mekar dalam satu komposisi lagu.
Secara umum, kicauan punglor dibagi menjadi dua kategori utama: suara isian (variasi lagu yang kompleks dan panjang) dan suara panggilan (bunyi pendek untuk komunikasi). Suara isian inilah yang paling dicari. Bunyi ini seringkali diawali dengan nada yang lembut, kemudian meninggi secara progresif, diselingi jeda yang dramatis, sebelum akhirnya ditutup dengan *trill* yang cepat dan nyaring.
Mengapa Bunyinya Begitu Kompleks?
Kompleksitas bunyi punglor kembang diduga merupakan hasil dari adaptasi ekologis dan seleksi seksual. Di habitat alaminya, terutama hutan dataran rendah hingga menengah, kemampuan untuk menghasilkan lagu yang berbeda-beda memungkinkan mereka untuk mempertahankan wilayah tanpa harus selalu terlibat dalam konfrontasi fisik. Semakin kaya isian lagunya, semakin menarik jantan tersebut bagi betina, dan semakin disegani oleh pejantan lainnya.
Bagi para penghobi burung kicau, menangkap atau melatih punglor agar mengeluarkan variasi lagu yang jarang terdengar adalah tantangan tersendiri. Proses ini membutuhkan kesabaran tinggi. Punglor dikenal sebagai burung yang sensitif terhadap lingkungan. Perubahan sekecil apa pun, seperti suara bising mendadak atau perubahan cuaca, dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas nyanyiannya.
Tips Mendapatkan Kicauan Terbaik
Untuk mengapresiasi sepenuhnya bunyi punglor kembang, pemilik harus menciptakan lingkungan yang kondusif. Hal ini mencakup:
- Kelembaban dan Suhu Ideal: Punglor sangat menyukai lingkungan yang lembap, menyerupai kondisi hutan tropis.
- Asupan Makanan Seimbang: Pemberian pakan yang kaya nutrisi, termasuk serangga hidup dan buah-buahan tertentu, sangat memengaruhi vitalitas dan kemampuan vokalnya.
- Pemutaran Audio (Masteran): Untuk memancing "isian" terbaik, seringkali digunakan rekaman suara punglor kembang lain yang memiliki variasi lagu langka. Proses ini harus dilakukan secara bertahap agar burung tidak stres.
Bunyi punglor kembang bukan sekadar suara burung; ia adalah sebuah orkestra mini alam yang menunjukkan betapa kayanya keragaman hayati di sekitar kita. Mendengarkan kicauannya di pagi hari seringkali memberikan ketenangan batin yang sulit digantikan oleh suara buatan lainnya. Keindahan suaranya menuntut penghargaan dan upaya konservasi agar warisan melodi ini tidak hilang ditelan kebisingan modern.
Memahami dan mengapresiasi bunyi punglor kembang berarti juga menghargai ekosistem tempat ia hidup. Kehadiran kicauan mereka adalah indikator kesehatan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, menjaga habitat alami mereka adalah langkah paling vital dalam memastikan kita terus dapat menikmati melodi alam yang menawan ini.