Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan sayap keamanan fisiknya, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), merupakan salah satu pilar penting dalam struktur organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Didirikan sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menjaga eksistensi ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), peran Banser melampaui sekadar organisasi paramiliter; mereka adalah agen perubahan sosial dan penjaga moral bangsa.
Sejarah dan Filosofi Pembentukan Banser
GP Ansor didirikan pada tahun 1930 sebagai wadah pemuda NU. Seiring perjalanan waktu, kebutuhan akan barisan yang terorganisir dan terlatih semakin mendesak, terutama dalam masa-masa perjuangan kemerdekaan dan pasca-kemerdekaan Indonesia yang penuh gejolak ideologis. Banser (Barisan Ansor Serbaguna) kemudian dibentuk dengan doktrin utama: "Tegaknya Islam, terwujudnya NKRI yang berdaulat, berkeadilan, dan beradab."
Secara filosofis, Banser mengadopsi semangat kepahlawanan santri dan ulama. Mereka bukan hanya aparat keamanan, tetapi juga kaderisasi dakwah bil hal (dakwah melalui tindakan nyata). Pelatihan yang mereka terima mencakup disiplin fisik, bela diri, pengetahuan keagamaan dasar, hingga manajemen bencana dan pengawalan kegiatan keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi Banser bersifat multifaset, bukan sekadar militer semata.
Peran Vital dalam Kehidupan Berbangsa
Dalam konteks sosial kemasyarakatan, Banser sering menjadi ujung tombak ketika terjadi krisis atau kegiatan berskala besar yang diselenggarakan oleh NU atau masyarakat umum. Peran ini terlihat jelas dalam beberapa aspek:
- Pengamanan Kegiatan Keagamaan: Mulai dari peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, hingga pengamanan rutin di tingkat Majelis Istighosah dan Sholawat, Banser memastikan jalannya acara berjalan aman dan tertib.
- Penanggulangan Bencana: Tim SAR Banser (Banser Tanggap Bencana/Bagana) aktif bergerak ketika terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau gempa bumi, seringkali menjadi tim relawan pertama di lokasi.
- Pengawalan Kebhinekaan: Sebagai representasi organisasi Islam terbesar di dunia yang berbasis pada tradisi, Banser secara konsisten menjaga kerukunan antarumat beragama. Mereka sering terlihat mengamankan tempat ibadah agama lain saat perayaan hari besar mereka, menunjukkan komitmen nyata terhadap Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
- Penguatan Ideologi Pancasila: Banser memandang bahwa mempertahankan NKRI adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam moderat yang dianut NU. Mereka secara aktif melawan faham-faham radikal yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Disiplin dan Karakteristik Anggota
Menjadi anggota Banser bukanlah hal yang mudah. Proses seleksi dan pendidikan yang ketat membentuk karakter anggota agar memiliki loyalitas tinggi, disiplin yang kuat, dan dedikasi tanpa pamrih. Seragam loreng yang ikonik seringkali menjadi simbol kehadiran mereka di tengah masyarakat—kehadiran yang diharapkan membawa rasa aman, bukan intimidasi.
Filosofi yang ditanamkan kepada setiap anggota adalah bahwa kekuatan sejati bukan hanya terletak pada kemampuan fisik, melainkan pada keikhlasan berkhidmah. Mereka didorong untuk menjadi pemuda yang terdidik, bertanggung jawab secara sosial, dan menjadi teladan dalam akhlakul karimah. Karena itu, di samping tugas pengamanan, banyak anggota Banser yang aktif bergerak di bidang pendidikan, ekonomi kerakyatan, dan pelestarian lingkungan.
Tantangan dan Masa Depan
Di era digital ini, Banser menghadapi tantangan baru, terutama dalam melawan hoaks dan narasi kebencian yang menyebar cepat melalui media sosial. Upaya adaptasi terus dilakukan dengan memperkuat peran di dunia maya, mengajarkan literasi digital kepada santri dan masyarakat, serta melakukan klarifikasi isu-isu sensitif secara cepat dan berdasarkan fakta keagamaan yang sahih.
Keberadaan Banser Ansor adalah cerminan dari semangat pemuda Islam yang cinta tanah air. Mereka adalah benteng yang berdiri tegak, memastikan bahwa nilai-nilai luhur Islam Nusantara dan fondasi kebangsaan Indonesia tetap terjaga dari segala ancaman, baik dari dalam maupun luar.