Ilustrasi Alam Barzakh (Alam Transisi)
Konsep mengenai apa yang terjadi setelah kematian, khususnya mengenai 'azab kubur' (atau nikmat kubur), merupakan salah satu keyakinan fundamental dalam Islam yang berkaitan erat dengan kehidupan setelah mati (akhirat). Meskipun istilah spesifik 'azab kubur' tidak selalu disebut secara eksplisit dalam Al-Quran dengan lafaz yang sama persis, Al-Quran secara jelas menggambarkan adanya kehidupan sementara setelah kematian yang disebut sebagai alam Barzakh. Alam Barzakh adalah masa transisi antara kematian di dunia hingga hari kiamat tiba.
Banyak ayat dalam Al-Quran mengindikasikan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan permulaan sebuah fase baru di mana setiap amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Fase ini merupakan masa penantian yang akan menentukan bagaimana seseorang akan disambut di alam keabadian.
Al-Quran memberikan petunjuk kuat bahwa orang yang meninggal merasakan sesuatu. Salah satu ayat yang sering dijadikan rujukan utama adalah ketika Allah SWT berbicara mengenai orang-orang kafir yang mendustakan hari kebangkitan.
"Hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: 'Ya Tuhanku, bawalah aku kembali, agar aku dapat berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang dia ucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mu'minun: 99-100)
Ayat ini menunjukkan bahwa ketika roh seseorang dicabut dan dia menyadari kesalahannya, ia memohon untuk dikembalikan. Permohonan ini ditolak, dan ia ditahan di hadapan 'dinding' (Barzakh) hingga Hari Kiamat. Ini menyiratkan adanya kesadaran dan penderitaan atau penyesalan yang dirasakan saat itu juga setelah kematian menjemput.
Al-Quran membedakan secara tegas perlakuan yang diterima oleh orang-orang yang beriman dan yang kufur setelah kematian. Bagi orang beriman, alam Barzakh adalah ketenangan, sementara bagi orang kafir, ia adalah permulaan azab yang pedih.
Terkait siksaan orang kafir, Allah SWT berfirman tentang Fir'aun dan pengikutnya:
"Api neraka diperlihatkan kepada mereka, pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan): 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang paling keras!'" (QS. Ghafir: 46)
Para mufasir menafsirkan bahwa paparan "pagi dan petang" terhadap api neraka sebelum Hari Kiamat adalah gambaran dari azab yang mereka rasakan di alam Barzakh. Ini bukanlah neraka akhirat sepenuhnya, melainkan siksaan pendahuluan yang menunjukkan konsekuensi perbuatan mereka.
Meskipun Al-Quran tidak merinci tata cara penyiksaan di dalam kubur seperti hadis-hadis shahih yang menjelaskan tentang Malaikat Munkar dan Nakir, secara implisit Al-Quran menegaskan bahwa kehidupan tidak berakhir saat jasad dikubur. Ada dimensi eksistensi setelah kematian di mana roh mendapatkan balasan awal sesuai dengan keimanannya. Bagi yang berbuat baik, akan ada ketenangan dan kenikmatan yang menanti hingga kebangkitan. Sebaliknya, bagi yang ingkar dan zalim, alam kubur menjadi tempat penantian yang penuh siksaan dan penyesalan, sebagaimana yang diisyaratkan dalam ayat-ayat tentang alam Barzakh. Pemahaman ini mendorong seorang Muslim untuk selalu mempersiapkan diri dengan amal saleh selama masih berada di dunia.