Ilustrasi Ayam Petelur Stres Siluet ayam petelur dengan tanda tanya besar di atas kepalanya, melambangkan kebingungan atau masalah produksi. Produksi Telur Menurun

Mengatasi Ayam Petelur yang Mogok Bertelur

Setiap peternak ayam petelur pasti pernah dihadapkan pada situasi yang membuat frustrasi: ayam yang seharusnya rutin menghasilkan telur tiba-tiba berhenti atau produksinya menurun drastis. Fenomena ini dikenal sebagai "ayam petelur tidak mau bertelur" atau dalam istilah peternakan disebut *peak of production* yang terganggu. Kondisi ini sangat merugikan karena berdampak langsung pada pendapatan. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mengembalikan performa puncak mereka.

Penyebab Utama Ayam Petelur Berhenti Bertelur

Ayam petelur adalah makhluk hidup yang sangat sensitif terhadap lingkungannya. Gangguan sekecil apa pun dapat memicu stres yang berujung pada penghentian ovulasi. Berikut adalah beberapa faktor krusial yang sering menjadi biang keladi:

1. Nutrisi yang Tidak Memadai

Telur membutuhkan energi dan nutrisi tinggi, terutama Kalsium (Ca) dan Protein. Kekurangan salah satu komponen ini adalah penyebab paling umum.

2. Manajemen Lingkungan yang Buruk

Stres lingkungan adalah pembunuh diam-diam bagi produksi telur. Ayam yang nyaman akan lebih produktif.

3. Masalah Kesehatan dan Parasit

Penyakit, bahkan yang ringan, dapat mengalihkan energi ayam dari bertelur. Vaksinasi yang terlewat atau sanitasi yang kurang baik memperparah masalah ini.

Waspada Penyakit Tertentu: Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Gumboro dapat menyebabkan penurunan produksi telur yang tiba-tiba dan parah. Perhatikan gejala lain seperti lesu, diare, atau sesak napas.

4. Faktor Usia dan Siklus Alamiah

Ayam memiliki puncak produksi (sekitar usia 25-40 minggu). Setelah melewati puncak ini, produksi akan menurun secara bertahap. Jika ayam Anda sudah memasuki masa *moulting* (ganti bulu alami), penurunan telur adalah hal yang wajar.

Langkah Taktis Mengembalikan Produksi Telur

Setelah mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya, saatnya melakukan intervensi yang terarah:

  1. Evaluasi Ulang Pakan dan Suplemen: Pastikan formula pakan sesuai standar layer aktif. Tambahkan suplemen elektrolit selama masa panas atau stres. Pertimbangkan penambahan suplemen Kalsium aktif (seperti Calcium Carbonate) secara terpisah jika Anda mencurigai defisiensi.
  2. Optimalisasi Kandang: Pastikan suhu kandang ideal (20-25°C). Perbaiki ventilasi agar udara segar masuk dan gas berbahaya keluar. Jaga agar tempat bertelur (nest box) bersih, kering, dan tenang.
  3. Koreksi Jadwal Cahaya: Gunakan pengatur waktu (timer) untuk memastikan durasi cahaya selalu stabil 15 jam per hari. Hindari mematikan atau menyalakan lampu secara manual pada waktu yang tidak terduga.
  4. Manajemen Stres: Kurangi kebisingan dan pergerakan mendadak di sekitar kandang. Jika ayam baru dipindahkan atau baru mulai bertelur, berikan masa adaptasi yang tenang.
  5. Periksa Kesehatan: Jika penurunan produksi berlangsung lebih dari seminggu tanpa perubahan lingkungan yang jelas, segera hubungi dokter hewan untuk pemeriksaan penyakit menular.

Mengembalikan produktivitas ayam petelur membutuhkan kesabaran dan observasi yang teliti. Dengan menyingkirkan faktor stres lingkungan dan memastikan nutrisi terpenuhi secara konsisten, ayam Anda akan kembali bersemangat untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi.

🏠 Homepage