Gambar ilustrasi ayam pejantan dengan postur gagah.
Ayam pejantan, khususnya yang memiliki postur besar, selalu menjadi incaran dalam dunia peternakan. Bukan hanya karena nilai ekonomisnya yang tinggi, tetapi juga karena karakteristik genetiknya yang seringkali lebih tangguh dan menghasilkan keturunan yang superior. Memelihara ayam pejantan besar memerlukan perhatian khusus, mulai dari nutrisi hingga manajemen kandang, agar potensi maksimalnya dapat tercapai.
Pertumbuhan yang signifikan pada ayam jantan ini sangat dipengaruhi oleh fase awal kehidupannya. Kualitas DOC (Day Old Chick) atau bibit yang dipilih adalah fondasi utama. Bibit unggulan biasanya memiliki berat badan standar pada hari pertama dan menunjukkan vitalitas tinggi. Jika pondasi ini lemah, sangat sulit untuk mencapai ukuran 'besar' yang diinginkan oleh peternak komersial maupun penghobi.
Salah satu kunci terpenting dalam menghasilkan ayam pejantan besar adalah pakan. Ayam jantan membutuhkan rasio protein yang lebih tinggi dibandingkan ayam betina, terutama selama masa pertumbuhan kritis (minggu pertama hingga dewasa muda). Skema pemberian pakan harus dibagi menjadi beberapa fase: starter, grower, dan finisher.
Pada fase starter, fokus utama adalah pengembangan organ dan kerangka. Pakan harus kaya energi dan protein (sekitar 22-24%). Kemudian, saat memasuki fase grower, kebutuhan energi meningkat untuk pembentukan massa otot. Banyak peternak sukses menggunakan suplemen atau premix khusus yang mendukung pertumbuhan tulang yang kuat, sehingga mampu menopang bobot tubuh yang besar tanpa mengalami masalah kaki atau persendian. Vitamin dan mineral, khususnya Kalsium dan Fosfor, harus seimbang sempurna. Kekurangan satu elemen saja bisa menghambat laju pertumbuhan secara drastis.
Kandang yang ideal untuk ayam pejantan besar harus memberikan ruang gerak yang cukup. Kepadatan kandang yang berlebihan (overcrowding) adalah musuh utama. Ketika ayam terlalu berdesakan, stres meningkat, sirkulasi udara menurun, dan risiko penyakit menular melonjak tinggi. Untuk ayam pejantan yang ditargetkan memiliki bobot besar, pastikan kepadatan tidak melebihi batas aman—biasanya sekitar 8-10 ekor per meter persegi, tergantung pada usia dan potensi bobot akhir.
Ventilasi memegang peranan vital. Ayam besar menghasilkan panas tubuh lebih banyak. Sistem ventilasi harus mampu membuang udara panas dan lembap, sekaligus memastikan pasokan oksigen segar yang cukup. Suhu kandang yang stabil, terutama saat anakan, sangat krusial. Fluktuasi suhu dapat menyebabkan ayam berhenti makan dan mengalami penundaan pertumbuhan. Selain itu, kebersihan alas kandang (litter) harus dijaga untuk mengendalikan kelembaban dan amonia, yang dapat mengganggu sistem pernapasan ayam.
Ayam pejantan besar yang dipelihara intensif rentan terhadap beberapa penyakit, terutama jika manajemen budidaya kurang optimal. Program vaksinasi harus dilakukan sesuai jadwal yang direkomendasikan untuk penyakit-penyakit utama seperti ND (Newcastle Disease) dan Gumboro. Vaksinasi yang tepat waktu akan membangun sistem kekebalan yang kuat, yang diperlukan agar ayam bisa menyerap nutrisi pakan secara efisien.
Selain vaksinasi, pengawasan harian sangat penting. Kenali tanda-tanda ayam sakit: lesu, nafsu makan menurun, atau perubahan warna jengger. Tindakan cepat dalam mengisolasi ayam yang sakit dapat mencegah wabah menyebar ke seluruh populasi. Dalam konteks peternakan skala besar, penggunaan probiotik dalam air minum kadang digunakan sebagai upaya preventif untuk menjaga keseimbangan flora usus, yang berkorelasi langsung dengan kemampuan penyerapan nutrisi dan pertumbuhan bobot badan. Memastikan akses air minum yang bersih dan segar sepanjang waktu adalah wajib, sebab air minum sangat vital dalam proses metabolisme dan pengaturan suhu tubuh ayam.