Ayam negeri bertelur, atau yang sering disebut ayam petelur komersial, merupakan tulang punggung industri protein hewani di banyak negara. Memelihara ayam petelur membutuhkan pemahaman mendalam mengenai nutrisi, manajemen kandang, dan kesehatan ternak. Keberhasilan dalam beternak ayam petelur diukur dari kuantitas dan kualitas telur yang dihasilkan, yang sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita mengelola siklus hidup mereka.
Memilih Bibit Unggul: Fondasi Produksi
Langkah pertama yang krusial adalah pemilihan DOC (Day Old Chick) atau anak ayam umur sehari. Ayam petelur yang unggul umumnya berasal dari galur (strain) yang telah teruji seperti Leghorn atau Lohmann. Pastikan Anda mendapatkan bibit dari penetasan yang memiliki reputasi baik dan memiliki catatan kesehatan yang jelas. Bibit yang sehat akan tumbuh seragam dan mencapai puncak produksi telur lebih cepat, biasanya antara usia 18 hingga 22 minggu.
Manajemen Pakan Kunci Keberhasilan
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam beternak ayam petelur, namun pakan yang tepat adalah investasi terbaik. Nutrisi harus disesuaikan berdasarkan fase produksi ayam. Ayam muda (starter) membutuhkan protein tinggi untuk pertumbuhan otot dan kerangka. Saat memasuki masa pra-produksi (pullet), fokus bergeser ke pemeliharaan dan sedikit peningkatan energi. Setelah ayam mulai bertelur (layer), kebutuhan kalsium dan energi sangat tinggi untuk pembentukan cangkang telur yang kuat.
Pastikan rasio kalsium terhadap fosfor dijaga ketat. Kekurangan kalsium akan menghasilkan cangkang telur tipis atau bahkan telur tanpa cangkang. Air minum juga harus selalu bersih dan segar; dehidrasi sekecil apa pun dapat menurunkan produksi secara drastis.
Kandang dan Lingkungan yang Nyaman
Kenyamanan termal sangat penting bagi ayam negeri bertelur. Suhu ideal berkisar antara 22-26°C. Jika suhu terlalu panas, ayam akan mengalami stres panas (heat stress) dan mengurangi nafsu makan, yang otomatis menurunkan produksi telur. Ventilasi yang baik wajib diterapkan untuk menghilangkan gas amonia yang dihasilkan dari kotoran.
- Kepadatan Kandang: Jangan overpopulasi. Kepadatan berlebihan memicu stres dan penyebaran penyakit.
- Pencahayaan: Ayam petelur sangat responsif terhadap durasi cahaya. Umumnya, ayam membutuhkan 14-16 jam cahaya per hari untuk mempertahankan produksi maksimal. Intensitas cahaya yang cukup merangsang pelepasan hormon reproduksi.
- Kebersihan Litter: Sekam (litter) harus dijaga tetap kering dan gembur untuk mencegah tumbuhnya bakteri patogen dan mengurangi risiko infeksi kaki.
Pengendalian Penyakit
Program vaksinasi yang terstruktur adalah wajib. Penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Gumboro harus dicegah melalui jadwal vaksinasi yang ketat sesuai rekomendasi dokter hewan. Selain vaksinasi, biosekuriti (biosecurity) adalah pertahanan utama.
Batasi akses orang luar ke area kandang. Desinfeksi rutin pada sepatu bot dan pakaian adalah praktik standar. Ketika seekor ayam menunjukkan gejala sakit, segera isolasi dan konsultasikan dengan ahli. Mendeteksi penyakit secara dini dapat menyelamatkan seluruh populasi Anda dari kerugian besar. Ingat, ayam yang sakit tidak akan produktif bertelur.
Masa Puncak dan Afkir
Ayam negeri bertelur biasanya mencapai puncak produksi mereka pada usia 28 hingga 32 minggu. Setelah periode ini, persentase produksi akan menurun secara bertahap. Peternak harus memiliki rencana kapan ayam akan 'di-afkir' (dijual keluar dari lini produksi petelur) dan diganti dengan generasi baru DOC. Keputusan afkir didasarkan pada efisiensi produksi—jika biaya pakan melebihi nilai telur yang dihasilkan, maka sudah saatnya diganti.
Dengan manajemen yang teliti, nutrisi yang tepat, dan lingkungan yang terkontrol, peternakan ayam negeri bertelur Anda akan memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan.