Ilustrasi: Seekor ayam broiler dalam posisi berdiri.
Bagi peternak pemula, melihat ayam broiler tidur berdiri bisa menjadi pemandangan yang cukup mengkhawatirkan. Insting awal mungkin mengira ayam tersebut sakit parah, mengalami kejang, atau bahkan telah mati. Namun, dalam banyak kasus, perilaku ini adalah variasi normal dari perilaku istirahat pada unggas, terutama jika dilakukan sesaat atau dalam durasi yang sangat singkat.
Ayam, termasuk galur komersial seperti broiler, memiliki kebutuhan unik terkait postur istirahat mereka. Tidak seperti mamalia yang harus berbaring untuk tidur nyenyak, ayam memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan mereka beristirahat dengan mata tertutup sambil tetap berdiri tegak di atas kedua kakinya. Perilaku ini sangat berkaitan dengan evolusi dan cara mereka bertahan hidup di alam liar.
Kemampuan ayam untuk tidur sambil berdiri terletak pada sistem tendon dan otot kaki mereka, sebuah fenomena yang dikenal sebagai 'penguncian tendon' atau perching reflex. Mekanisme ini bekerja secara otomatis ketika ayam menurunkan berat badannya ke salah satu kaki atau kedua kaki untuk beristirahat.
Saat ayam mulai mengantuk, tendon di bagian belakang kaki (khususnya tendon fleksor) akan menegang secara pasif. Ketegangan ini berfungsi mengunci sendi lutut dan pergelangan kaki pada posisi yang sedikit menekuk, memungkinkan ayam menahan berat badannya tanpa perlu mengeluarkan energi otot secara aktif. Ini mirip dengan cara burung bertengger di dahan pohon.
Pada ayam broiler, yang memiliki massa otot lebih besar dan struktur tulang yang cenderung lebih berat dibandingkan ayam kampung biasa, mekanisme ini mungkin terlihat lebih jelas ketika mereka mencoba beristirahat secara cepat, terutama di lingkungan yang padat.
Meskipun ayam broiler tidur berdiri sesekali adalah normal, penting bagi peternak untuk membedakannya dengan tanda-tanda penyakit atau ketidaknyamanan.
Jika ayam tampak berdiri kaku dalam waktu lama, disertai gejala lain, ini bisa menjadi pertanda buruk:
Jika Anda mendapati banyak ayam broiler tidur berdiri dan tidak bergerak selama lebih dari sepuluh menit, terutama jika mereka terlihat lesu ketika diganggu, inspeksi kesehatan menyeluruh sangat diperlukan.
Faktor lingkungan di dalam kandang komersial sangat mempengaruhi bagaimana ayam memilih untuk beristirahat. Broiler modern dibesarkan untuk pertumbuhan cepat, seringkali membuat mereka kurang gesit dibandingkan ayam petelur atau kampung.
Kepadatan Kandang (Stocking Density): Jika populasi terlalu padat, ayam mungkin tidak memiliki ruang yang cukup untuk merunduk atau berbaring dengan nyaman. Dalam situasi ini, berdiri adalah opsi istirahat minimal yang bisa mereka lakukan.
Pencahayaan: Siklus cahaya sangat penting. Ayam broiler seharusnya tidak mendapatkan periode gelap penuh yang panjang. Jika mereka berada di bawah cahaya redup atau gelap, kecenderungan untuk mencoba beristirahat sambil berdiri meningkat karena naluri mereka untuk beristirahat di tempat tinggi (meskipun di lantai) muncul.
Kandang yang Tidak Rata: Lantai litter yang terlalu keras, basah, atau tidak rata dapat menyebabkan ayam menghindari posisi jongkok karena rasa tidak nyaman pada persendian mereka, sehingga memilih untuk berdiri sebagai kompromi.
Fenomena ayam broiler tidur berdiri adalah hasil dari mekanisme fisiologis alami unggas yang beradaptasi dengan lingkungan kandang buatan. Ini umumnya bukan masalah jika hanya terjadi sebentar dan ayam terlihat relatif santai. Namun, seorang peternak yang baik harus selalu waspada.
Pastikan kepadatan kandang optimal, suhu terjaga, dan kondisi litter kering. Jika perilaku berdiri kaku ini dominan dan disertai dengan penurunan nafsu makan atau lesu, ini adalah sinyal bahwa manajemen kandang atau program kesehatan perlu segera dievaluasi untuk mencegah kerugian ternak.