Gambar ilustrasi sensasi tidak nyaman saat berkemih.
Dalam dunia medis dan percakapan sehari-hari, istilah "anyang-anyangan" seringkali muncul untuk menggambarkan sensasi yang sangat tidak menyenangkan saat seseorang sedang buang air kecil (BAK). Anyang-anyangan merujuk pada rasa ingin terus buang air kecil namun air seni yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, seringkali disertai rasa nyeri, perih, atau panas di area kandung kemih atau uretra.
Meskipun terdengar sepele, kondisi anyang-anyangan ini bisa sangat mengganggu aktivitas harian dan merupakan indikasi kuat bahwa ada sesuatu yang bermasalah pada saluran kemih seseorang. Memahami arti sebenarnya dan apa yang menyebabkannya adalah langkah awal penting menuju penanganan yang tepat.
Secara harfiah, dalam bahasa Indonesia, anyang-anyangan adalah deskripsi subjektif dari kondisi medis yang dikenal secara klinis sebagai disuria (nyeri saat BAK) yang seringkali berkorelasi dengan frekuensi (sering ingin BAK) dan urgensi (dorongan kuat untuk segera BAK). Secara umum, anyang-anyangan adalah istilah populer untuk menggambarkan gejala-gejala yang menyertai infeksi saluran kemih (ISK) bagian bawah.
Karakteristik utama dari anyang-anyangan meliputi:
Anyang-anyangan hampir selalu disebabkan oleh iritasi atau peradangan pada lapisan kandung kemih atau uretra. Penyebab paling umum diidentifikasi sebagai berikut:
Ini adalah penyebab paling sering. ISK terjadi ketika bakteri (paling umum Escherichia coli) masuk ke saluran kemih dan berkembang biak di kandung kemih. Bakteri ini mengiritasi dinding kandung kemih, memicu respons inflamasi yang menghasilkan gejala anyang-anyangan, nyeri, dan rasa ingin terus ke kamar mandi.
Batu yang bergerak atau mengendap di saluran kemih dapat menyebabkan gesekan dan iritasi saat urin melewatinya. Rasa sakit yang ditimbulkan seringkali intens dan bisa muncul bersamaan dengan gejala sering ingin buang air kecil.
Beberapa IMS, seperti klamidia atau gonore, dapat menyebabkan peradangan pada uretra (uretritis), yang gejalanya sangat mirip dengan ISK, termasuk sensasi terbakar dan anyang-anyangan.
Bagi wanita, penggunaan sabun wangi, deterjen cucian tertentu, atau produk kebersihan kewanitaan yang mengandung bahan kimia keras dapat mengiritasi area uretra dan menyebabkan gejala mirip ISK meskipun tidak ada infeksi bakteri.
Pada wanita pascamenopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan penipisan dan kekeringan pada jaringan saluran kemih (atrofi urogenital), membuat area tersebut lebih rentan terhadap iritasi dan gejala anyang-anyangan.
Penanganan anyang-anyangan sangat bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dari dokter adalah keharusan. Namun, ada beberapa langkah umum yang dapat membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan:
Pencegahan berfokus pada menjaga kebersihan dan kesehatan saluran kemih secara keseluruhan:
Meskipun anyang-anyangan seringkali hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari jika penyebabnya ringan, mengabaikannya tidak disarankan. Jika gejala berlanjut lebih dari dua hari atau memburuk, konsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah terbaik untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif agar tidak berkembang menjadi infeksi yang lebih serius.