Ilustrasi Apam Gula Merah
Di antara deretan jajanan pasar yang kaya rasa, apam gula merah tepung beras berdiri tegak sebagai ikon kehangatan dan nostalgia. Kue tradisional yang dikenal dengan teksturnya yang kenyal namun lembut ini bukan sekadar hidangan penutup; ia adalah cerminan kearifan lokal dalam mengolah bahan sederhana menjadi mahakarya rasa yang memanjakan lidah. Keunikan utamanya terletak pada perpaduan harmonis antara manisnya gula merah (gula aren) yang pekat dengan aroma khas dari fermentasi tepung beras.
Bahan dasar pembuatan apam adalah tepung beras. Tidak seperti tepung terigu yang menghasilkan kue mengembang dan ringan seperti bolu, tepung beras memberikan struktur yang lebih padat, sedikit lengket (atau kenyal), dan yang paling penting, mampu menyerap aroma gula merah dengan sempurna. Proses tradisional sering melibatkan perendaman beras semalaman, penumbukan, dan kemudian proses fermentasi menggunakan ragi atau starter alami. Proses ini menghasilkan sedikit gelembung udara dan rasa sedikit asam yang menyeimbangkan kemanisan gula merah, menciptakan dimensi rasa yang kompleks.
Gula merah, sering juga disebut gula aren atau gula jawa, adalah bintang kedua dalam pertunjukan rasa ini. Warnanya yang gelap kecoklatan tidak hanya memperindah tampilan apam tetapi juga memberikan aroma karamel yang mendalam. Ketika larutan gula merah ini dipanaskan dan dicampurkan ke dalam adonan, ia mengubah warna adonan menjadi cokelat muda yang menggoda. Ketika dikukus, aroma gula aren yang menguap memenuhi dapur, membangkitkan memori masa kecil bagi banyak orang Indonesia.
Meskipun resep modern telah banyak bervariasi—beberapa menambahkan santan untuk tekstur yang lebih kaya, yang lain menggunakan ragi instan untuk mempercepat proses—inti dari pembuatan apam gula merah tepung beras tetap konsisten: kesabaran dalam fermentasi dan ketepatan dalam pengukusan.
Apam gula merah tepung beras adalah representasi dari budaya 'ngemil' yang sehat dan otentik. Karena menggunakan tepung beras dan gula alami, kue ini sering dianggap lebih bersahabat bagi mereka yang mencari alternatif cemilan yang lebih rendah gluten dibandingkan kue berbasis terigu. Di berbagai daerah, apam ini memiliki nama dan sedikit variasi. Misalnya, di beberapa tempat, ia disebut ‘apem’ dan dimasak hingga bagian pinggirnya sedikit gosong dan renyah, memberikan kontras tekstur yang menarik.
Teksturnya yang kenyal namun sangat lembut, ditambah dengan rasa manis legit yang khas, menjadikan apam ini teman sempurna untuk bersantai di sore hari ditemani secangkir teh hangat tanpa gula. Keindahan apam ini terletak pada kesederhanaannya; bahan-bahan yang mudah didapat, namun menghasilkan cita rasa yang kaya akan warisan kuliner nusantara. Mencicipi apam gula merah adalah seperti membuka jendela menuju dapur nenek—hangat, akrab, dan selalu menyenangkan. Inilah mengapa, di tengah gempuran jajanan modern, apam tradisional ini terus bertahan dan dicintai.