Ilustrasi kondisi saluran kemih yang teriritasi.
Kondisi yang ditandai dengan sensasi ingin buang air kecil terus-menerus (anyang-anyangan) dan disertai rasa nyeri atau kram di perut bagian bawah (mules) adalah keluhan yang sangat mengganggu kualitas hidup. Kondisi ini seringkali menjadi indikasi adanya masalah pada sistem saluran kemih. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama menuju penanganan yang tepat. Meskipun sering dikaitkan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK), penyebabnya bisa lebih beragam.
Apa Itu Anyang-anyangan dan Mules?
Anyang-anyangan adalah istilah awam untuk tenesmus vesicae, yaitu perasaan tidak nyaman dan dorongan kuat untuk berkemih meskipun kandung kemih belum terisi penuh, atau setelah selesai berkemih. Sensasi ini sering kali hanya mengeluarkan sedikit urine atau bahkan tidak sama sekali. Ketika gejala ini dibarengi dengan mules (nyeri kram di area perut bawah atau panggul), ini menandakan adanya inflamasi atau spasme otot di sekitar kandung kemih atau saluran kemih bagian bawah.
Penyebab Utama Kondisi Ini
Kombinasi anyang-anyangan dan mules paling sering disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada lapisan kandung kemih. Beberapa pemicu utamanya meliputi:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Ini adalah penyebab paling umum. Bakteri yang masuk ke uretra dan naik ke kandung kemih menyebabkan peradangan akut, memicu rasa sakit saat berkemih dan keinginan untuk terus buang air kecil.
- Sistitis Interstisial (Kandung Kemih Sensitif): Kondisi kronis yang menyebabkan rasa sakit dan tekanan pada kandung kemih tanpa adanya infeksi bakteri yang jelas. Mules sering menjadi gejala dominan pada kondisi ini.
- Batu Saluran Kemih: Batu yang bergerak atau menyumbat ureter atau kandung kemih dapat menyebabkan iritasi parah, nyeri kolik (mules hebat), dan dorongan berkemih yang mendesak.
- Gangguan Prostat (Pria): Pada pria, pembesaran prostat (BPH) atau prostatitis (peradangan prostat) dapat menekan uretra dan kandung kemih, menyebabkan gejala iritasi serupa.
- Penyebab Lain: Efek samping obat-obatan tertentu, penggunaan produk kebersihan yang mengiritasi, atau kondisi radang panggul juga dapat memicu gejala ini.
Mengapa Rasa Mules Menyertai Anyang-anyangan?
Rasa mules atau kram adalah respons tubuh terhadap iritasi dan peradangan. Ketika lapisan kandung kemih meradang (misalnya akibat bakteri atau zat kimia), otot-otot detrusor (otot dinding kandung kemih) menjadi hipersensitif. Otot ini kemudian berkontraksi secara tidak normal dan sporadis, menghasilkan sensasi kram atau mules yang terasa di perut bagian bawah. Intensitas mules seringkali meningkat saat kandung kemih mencoba mengosongkan isinya atau bahkan saat ada sedikit tekanan dari organ sekitar.
Langkah Penanganan Awal di Rumah
Jika gejala baru muncul dan tidak disertai demam tinggi atau darah dalam urine, penanganan awal di rumah dapat membantu meredakan ketidaknyamanan sambil menunggu konsultasi medis:
- Hidrasi Maksimal: Minum banyak air putih. Ini membantu "membilas" bakteri atau iritan dari saluran kemih. Meskipun terasa menyakitkan untuk buang air kecil, menahan cairan justru akan memperburuk iritasi.
- Hindari Iritan Kandung Kemih: Untuk sementara, hindari konsumsi kopi, minuman bersoda, minuman beralkohol, dan makanan asam atau pedas yang dapat memperparah iritasi pada kandung kemih yang meradang.
- Kompres Hangat: Letakkan botol berisi air hangat atau bantalan pemanas di area perut bawah tempat rasa mules terasa. Kehangatan dapat membantu merelaksasi otot kandung kemih yang sedang mengalami spasme.
- Obat Pereda Nyeri Ringan: Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dijual bebas dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan, namun selalu ikuti dosis anjuran.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Anyang-anyangan disertai mules adalah tanda yang tidak boleh diabaikan. Jika gejala berlanjut lebih dari 24-48 jam, atau jika muncul tanda-tanda bahaya, segera cari pertolongan medis. Tanda bahaya tersebut meliputi:
- Demam tinggi dan menggigil.
- Nyeri punggung bagian samping (pinggang).
- Adanya darah segar dalam urine (hematuria).
- Muntah atau mual parah.
- Ketidakmampuan total untuk buang air kecil.
Dokter akan melakukan pemeriksaan urine untuk memastikan apakah penyebabnya adalah infeksi bakteri. Pengobatan yang diberikan bisa berupa antibiotik jika terbukti ISK, atau penanganan spesifik lain jika penyebabnya adalah batu atau kondisi kronis lainnya. Jangan mendiagnosis sendiri; penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti infeksi yang menyebar ke ginjal.