Anugerah atau Anugrah: Menentukan Ejaan yang Tepat dalam Bahasa Indonesia

Karunia

Ilustrasi konsep pemberian atau karunia.

Dalam khazanah bahasa Indonesia, seringkali kita menemukan kebingungan terkait penulisan kata yang merujuk pada pemberian, karunia, atau rahmat dari Tuhan maupun sesama. Dua ejaan yang paling sering diperdebatkan adalah 'anugerah' dan 'anugrah'. Mana di antara keduanya yang benar sesuai kaidah ejaan resmi yang berlaku?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang merupakan acuan utama dalam standardisasi bahasa Indonesia. KBBI, baik versi cetak maupun daring, telah menetapkan bentuk baku dari kata tersebut.

Kaidah Ejaan Resmi: Mengacu pada KBBI

Menurut KBBI, bentuk penulisan yang diakui dan dianggap baku adalah anugerah. Kata ini merupakan serapan dari bahasa Sansekerta, yang maknanya adalah hadiah, karunia, atau rahmat yang diberikan oleh Tuhan atau orang yang lebih tinggi kedudukannya.

Kata dasar dari 'anugerah' adalah 'anugraha' (dari Sansekerta). Proses penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia seringkali melibatkan penyesuaian fonologis dan morfologis. Dalam kasus ini, penambahan sufiks '-ah' pada kata dasar 'anugra' yang menghasilkan 'anugerah' telah menjadi bentuk baku yang ditetapkan oleh Dewan Bahasa.

Lalu, bagaimana dengan anugrah?

Penulisan 'anugrah' (tanpa huruf 'e' sebelum 'h') dianggap sebagai bentuk tidak baku atau ragam tidak resmi. Meskipun mungkin masih sering dijumpai dalam tulisan non-formal, media sosial, atau bahkan beberapa publikasi lama, dalam konteks penulisan ilmiah, resmi, atau jurnalistik yang mengutamakan kaidah bahasa, penggunaan anugerah adalah keharusan.

Mengapa Kesalahan Ini Sering Terjadi?

Kesalahan ini wajar terjadi karena beberapa faktor. Pertama, adanya pengaruh dialek atau pengucapan lokal yang cenderung menghilangkan vokal 'e' di akhir morfem terbuka. Kedua, adanya kemiripan dengan kata serapan lain yang memiliki pola akhir yang berbeda. Ketiga, laju perkembangan bahasa seringkali membuat bentuk tidak baku lebih cepat menyebar melalui komunikasi sehari-hari sebelum sempat terkoreksi oleh kaidah baku.

Memahami perbedaan ini penting untuk menjaga integritas dan kualitas tulisan berbahasa Indonesia kita. Menggunakan kata yang tepat menunjukkan bahwa penulis memiliki pemahaman yang baik terhadap norma linguistik yang berlaku. Setiap kali kita menulis tentang berkah, hadiah besar, atau rahmat yang diterima, pastikan kita menuliskan sebagai anugerah.

Contoh Penggunaan dalam Kalimat

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana anugerah digunakan dengan benar:

Kesimpulannya, dalam setiap penulisan resmi, akademis, atau publikasi yang merujuk pada kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, selalu gunakan ejaan anugerah. Anggaplah pengetahuan ini sebagai sebuah anugerah baru bagi peningkatan kemampuan menulis Anda.

🏠 Homepage