Parasetamol, atau dikenal juga sebagai Asetaminofen (Acetaminophen/APAP), adalah salah satu obat pereda nyeri dan penurun demam yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Meskipun sangat efektif dan aman bila digunakan sesuai dosis yang dianjurkan, konsumsi berlebihan (overdosis) dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, terutama pada hati. Ketika dosis terapeutik terlampaui, metabolisme obat menghasilkan metabolit toksik yang dapat merusak sel-sel hati secara permanen. Kondisi inilah yang memerlukan intervensi medis segera, yang sering kali melibatkan pemberian antidotum PCT.
Antidotum utama yang digunakan secara luas dan terbukti efektif untuk mengatasi keracunan parasetamol adalah N-Asetilsistein (NAC). NAC bekerja dengan cara meningkatkan suplai glutathione dalam hati. Glutathione adalah antioksidan alami yang sangat penting untuk menetralisir metabolit toksik parasetamol (N-Acetyl-p-benzoquinone imine atau NAPQI) yang dihasilkan selama proses detoksifikasi obat.
Ketika terjadi overdosis, cadangan glutathione hati akan cepat habis. Pemberian NAC segera akan membantu meregenerasi glutathione, sehingga memungkinkan hati untuk mengkonjugasikan dan mengeluarkan NAPQI yang berbahaya sebelum menyebabkan kerusakan seluler yang masif. Kecepatan pemberian NAC sangat menentukan prognosis pasien. Dalam banyak protokol medis, batas waktu 8 hingga 10 jam setelah konsumsi berlebih dianggap kritis untuk efektivitas maksimal antidotum ini.
Pemberian antidotum PCT (NAC) harus dilakukan di bawah pengawasan medis ketat. Dosis dan rute pemberian NAC bervariasi tergantung pada waktu sejak overdosis terjadi dan tingkat keparahan keracunan yang dinilai melalui pemeriksaan laboratorium, terutama kadar enzim hati (ALT/AST) dan kadar parasetamol dalam darah (rumus Rumack-Matthew).
Secara umum, NAC dapat diberikan melalui infus intravena (IV) untuk kasus yang lebih parah atau bila pasien tidak dapat mengonsumsi obat melalui mulut, atau secara oral dalam bentuk tablet atau larutan. Meskipun rute IV seringkali memberikan kadar plasma yang lebih stabil dan onset kerja yang lebih cepat, rute oral juga sangat efektif jika pasien mampu mentoleransinya. Pemantauan ketat diperlukan karena NAC sendiri dapat menyebabkan efek samping seperti reaksi hipersensitivitas atau mual/muntah.
Meskipun ketersediaan antidotum PCT sangat vital, penting untuk ditekankan bahwa pencegahan adalah langkah terbaik. Banyak kasus keracunan parasetamol terjadi bukan karena niat bunuh diri, melainkan akibat ketidaksengajaan (misalnya, mengonsumsi beberapa obat flu yang mengandung parasetamol tanpa menyadari total dosis harian). Batas dosis aman harian untuk orang dewasa sehat umumnya adalah 4000 mg (4 gram), meskipun banyak ahli merekomendasikan untuk tidak melebihi 3000 mg untuk margin keamanan yang lebih besar.
Selalu periksa label kandungan obat Anda. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal dicurigai mengonsumsi parasetamol melebihi dosis aman, jangan tunda. Segera cari bantuan medis darurat. Penanganan cepat dengan antidotum yang tepat adalah kunci untuk mencegah kerusakan hati permanen akibat toksisitas parasetamol.