Anoreksia Adalah: Memahami Gangguan Makan Serius

Anoreksia adalah salah satu gangguan makan yang paling serius dan berpotensi mengancam jiwa, secara klinis dikenal sebagai Anoreksia Nervosa (AN). Gangguan ini ditandai oleh penolakan ekstrem untuk mempertahankan berat badan yang sehat, ketakutan intens terhadap kenaikan berat badan, dan distorsi signifikan terhadap persepsi tubuh. Penderita anoreksia sering kali melihat diri mereka gemuk meskipun berat badan mereka berada jauh di bawah standar normal.

Secara umum, anoreksia bukan semata-mata tentang makanan atau keinginan untuk kurus. Inti permasalahannya terletak pada masalah psikologis dan emosional yang mendalam. Pembatasan kalori yang ekstrem dan perilaku kompensasi lainnya sering kali menjadi mekanisme koping maladaptif yang digunakan individu untuk mendapatkan rasa kontrol atas hidup mereka ketika area lain terasa kacau.

Apa Pemicu Utama Anoreksia Nervosa?

Penyebab anoreksia bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara biologi, psikologi, dan sosiokultural.

• Faktor Biologis: Penelitian menunjukkan adanya faktor genetik dan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak yang mungkin membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan makan.
• Faktor Psikologis: Individu dengan sifat perfeksionis, kecemasan tinggi, harga diri rendah, atau kesulitan mengekspresikan emosi cenderung lebih rentan. Keinginan untuk mencapai kesempurnaan sering kali diarahkan pada tubuh mereka.
• Faktor Sosiokultural: Tekanan masyarakat terhadap tubuh ideal yang sangat kurus, terutama dalam budaya populer dan media sosial, dapat memperburuk atau memicu gejala pada orang yang sudah rentan.

Dua Tipe Utama Anoreksia

Anoreksia Nervosa diklasifikasikan menjadi dua subtipe utama, yang memengaruhi pendekatan pengobatan:

1. Tipe Pembatasan (Restricting Type): Individu mencapai berat badan rendah melalui diet ketat, puasa, dan olahraga berlebihan. Mereka tidak terlibat dalam perilaku makan berlebihan (binge eating) atau membuang makanan (purging).
2. Tipe Makan Berlebihan/Membersihkan (Binge-Eating/Purging Type): Individu mengalami episode makan berlebihan (meskipun dalam porsi kecil) diikuti dengan perilaku kompensasi seperti memaksakan muntah, menggunakan obat pencahar, atau berolahraga kompulsif.

Dampak Fisik yang Mengancam Jiwa

Pembatasan nutrisi yang ekstrem menyebabkan tubuh memasuki mode bertahan hidup, menarik energi dari semua sistem organ. Dampak fisik anoreksia bisa sangat luas dan serius, memerlukan intervensi medis segera.

Ketika tubuh kekurangan kalori esensial, organ vital mulai mengalami kerusakan:

• Kesehatan Jantung: Bradikardia (denyut jantung lambat), tekanan darah rendah, dan, yang paling berbahaya, aritmia (gangguan irama jantung) yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak.
• Kepadatan Tulang: Penurunan hormon estrogen pada wanita menyebabkan osteoporosis dini, membuat tulang rapuh dan rentan patah.
• Fungsi Endokrin: Berhentinya siklus menstruasi (amenore) pada wanita, dan perubahan hormonal pada pria.
• Sistem Pencernaan: Konstipasi kronis, lambung mengecil, dan kerusakan pada esofagus jika terjadi muntah yang sering.
• Kerusakan Otak: Atrofi otak (penyusutan volume otak) dapat terjadi akibat malnutrisi parah.

Perjalanan Menuju Pemulihan

Pemulihan dari anoreksia adalah proses yang panjang, sering kali membutuhkan pendekatan tim multidisiplin yang melibatkan dokter medis, ahli gizi terdaftar, dan terapis kesehatan mental. Fokus utama pengobatan adalah menstabilkan kondisi fisik pasien terlebih dahulu, diikuti dengan mengatasi akar psikologis dari gangguan tersebut. Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi keluarga berbasis model Maudsley (FBT) sering kali menjadi modalitas pengobatan yang efektif. Penting untuk diingat bahwa anoreksia adalah penyakit yang bisa diobati, dan dukungan tanpa penghakiman dari lingkungan sangat krusial dalam perjalanan panjang menuju kesehatan penuh.