Islam memandang tubuh manusia sebagai amanah (titipan) suci dari Allah SWT. Menjaga kesehatan fisik dan mental bukan hanya urusan duniawi, tetapi juga merupakan bagian integral dari ibadah dan tanggung jawab seorang Muslim. Nabi Muhammad SAW telah memberikan banyak teladan dan anjuran yang secara ilmiah terbukti mendukung pemeliharaan kesehatan. Prinsip utama dalam menjaga kesehatan menurut ajaran Islam adalah keseimbangan (tawazun) dalam segala aspek kehidupan.
Kebersihan adalah separuh dari iman. Anjuran Islam untuk bersuci sangat ketat, mencakup kebersihan diri, pakaian, dan lingkungan. Tindakan seperti wudhu sebelum salat lima kali sehari secara otomatis membersihkan bagian-bagian tubuh yang sering terpapar kuman. Mandi besar (mandi wajib) setelah kondisi tertentu juga memastikan higienitas maksimal. Dalam perspektif kesehatan modern, praktik ini sangat efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular.
Salah satu anjuran paling mendasar terkait nutrisi adalah menghindari israf (berlebihan). Al-Qur'an secara eksplisit melarang makan dan minum melampaui batas kebutuhan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Namun, jika ia harus makan lebih banyak, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk bernapas." Prinsip ini mengajarkan manajemen porsi makan yang sangat mirip dengan rekomendasi diet modern untuk mencegah obesitas dan penyakit metabolisme.
Selain moderasi, Islam juga menekankan konsumsi makanan yang thayyib (baik, halal, dan bergizi). Makanan yang dikonsumsi haruslah yang bersih, tidak membahayakan, dan memberikan energi positif bagi tubuh dan jiwa.
Islam mengakui kebutuhan biologis tubuh akan istirahat. Malam hari ditetapkan sebagai waktu untuk ketenangan dan pemulihan. Meskipun shalat malam (Qiyamul Lail) dianjurkan, seorang Muslim juga didorong untuk tidur secukupnya agar dapat melaksanakan kewajiban harian dengan prima. Tidur yang cukup sangat vital untuk fungsi kognitif, perbaikan sel, dan regulasi hormon—semuanya selaras dengan konsep keberkahan waktu yang diajarkan Islam.
Islam mendorong aktivitas fisik yang sehat. Nabi Muhammad SAW secara pribadi mempraktikkan olahraga seperti memanah, berkuda, dan berlari. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh yang kuat dan sehat adalah alat yang lebih baik untuk beribadah dan menjalankan tugas kekhalifahan di bumi. Aktivitas fisik membantu menjaga kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot, dan meningkatkan suasana hati melalui pelepasan endorfin.
Bahkan dalam ibadah rutin seperti salat, terdapat gerakan rukuk dan sujud yang berfungsi sebagai bentuk peregangan dan latihan keseimbangan ringan bagi tubuh.
Kesehatan dalam Islam tidak hanya terbatas pada fisik, tetapi mencakup dimensi spiritual. Stres, kecemasan, dan kesedihan adalah bagian dari ujian hidup, namun Islam menyediakan mekanisme untuk mengatasinya:
Dengan memadukan pola makan yang seimbang, kebersihan yang ketat, istirahat yang cukup, aktivitas fisik teratur, serta ketenangan jiwa melalui ketaatan spiritual, seorang Muslim dapat mencapai kondisi kesehatan optimal yang diinginkan oleh Penciptanya.