Kebersihan mulut adalah aspek fundamental dari kesehatan dan ibadah. Dalam tradisi Islam, praktik yang sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah bersiwak. Siwak, yang biasanya terbuat dari ranting pohon Salvadora persica (Pohon Arak), telah digunakan selama berabad-abad bukan hanya sebagai pembersih gigi alami, tetapi juga sebagai sarana meraih keridaan Ilahi. Anjuran ini didasarkan pada ajaran agama serta didukung oleh berbagai manfaat kesehatan yang kini terungkap melalui penelitian modern.
Fondasi Kebersihan dalam Islam
Bersiwak merupakan salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) dalam Islam. Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan mulut. Beberapa hadis menunjukkan bahwa beliau melakukannya secara rutin dan menganjurkannya sebelum melaksanakan ibadah penting seperti salat, atau setelah bangun tidur. Tindakan ini dipandang sebagai bagian integral dari kesempurnaan ibadah dan menjaga citra diri yang baik di hadapan Allah SWT dan sesama manusia. Anjuran ini berlaku kapan saja, meskipun penekanannya meningkat pada waktu-waktu tertentu, seperti sebelum memasuki waktu salat agar mulut bersih ketika membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an atau berzikir.
Manfaat Kesehatan yang Signifikan
Lebih dari sekadar amalan spiritual, siwak menawarkan manfaat fisik yang luar biasa bagi kesehatan gigi dan mulut. Tidak seperti sikat gigi modern yang mengandalkan pasta kimia, siwak bekerja secara alami. Kayu siwak mengandung zat-zat kimia aktif yang berfungsi sebagai antiseptik, antibakteri, dan zat pembersih alami.
Berikut adalah beberapa manfaat utama bersiwak yang sering disebutkan:
- Membunuh Bakteri Jahat: Siwak mengandung zat seperti benzil isosianida yang secara efektif dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab plak, radang gusi, dan kerusakan gigi (karies).
- Menguatkan Gigi dan Gusi: Kandungan mineral alami seperti silika, kalsium, dan fosfor yang ada dalam siwak membantu mengikis noda dan memperkuat enamel gigi.
- Menyegarkan Napas (Mengatasi Bau Mulut): Sifat antibakteri dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya membantu menghilangkan penyebab utama bau mulut yang tidak sedap (halitosis).
- Menghilangkan Noda: Penggunaan rutin dapat membantu memutihkan gigi secara alami tanpa bahan kimia keras.
- Meningkatkan Produksi Air Liur: Proses mengunyah siwak merangsang produksi air liur, yang merupakan pertahanan alami mulut terhadap asam dan bakteri.
Panduan Praktis Melakukan Anjuran Bersiwak
Menggunakan siwak memerlukan teknik yang benar agar manfaatnya maksimal dan tidak melukai gusi. Siwak harus digunakan segar; jika sudah kering, rendam ujungnya dalam air bersih agar seratnya sedikit melunak.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
- Persiapan: Ambil satu batang siwak yang masih baru. Kupas kulit bagian ujungnya sepanjang sekitar satu sentimeter.
- Mengunyah: Kunyah ujung yang sudah dikupas hingga serat-seratnya terurai menjadi seperti sikat halus.
- Menyikat: Gunakan serat yang sudah mengembang tersebut untuk membersihkan permukaan gigi—bagian luar, bagian dalam, dan permukaan kunyah. Bersihkan setiap gigi dengan lembut, mulai dari gusi ke arah ujung gigi.
- Pembilasan: Setelah selesai, buang serat yang sudah kotor. Bilas mulut dengan air bersih.
- Perawatan Siwak: Siwak yang sudah terpakai harus dipotong bagian ujungnya yang kotor, lalu disimpan di tempat yang bersih dan kering, siap digunakan kembali di lain waktu hingga panjangnya habis.
Anjuran bersiwak ini tidak menghilangkan kebutuhan untuk perawatan gigi lanjutan seperti membersihkan sela-sela gigi (flossing), namun berfungsi sebagai penyempurna kebersihan dasar sehari-hari. Konsistensi dalam mengamalkan sunnah ini akan membawa keberkahan spiritual sekaligus menjaga kesehatan oral yang optimal.