Pengelolaan kandang ayam broiler yang efektif sangat bergantung pada pemilihan dan pemeliharaan alas kandang atau litter. Alas ayam broiler bukan sekadar lapisan penutup lantai; ia adalah komponen integral yang memengaruhi kesehatan, pertumbuhan, efisiensi pakan, dan kesejahteraan ternak secara keseluruhan. Pemilihan alas yang tepat merupakan investasi penting bagi peternak yang menargetkan produktivitas optimal.
Ilustrasi: Kondisi alas ayam broiler yang ideal.
Alas kandang (litter) memiliki beberapa fungsi krusial yang berkontribusi langsung pada keberhasilan budidaya ayam broiler. Kegagalan dalam mengelola alas dapat memicu masalah kesehatan yang mahal dan mengurangi laju pertumbuhan ayam.
Fungsi paling dasar adalah menyerap air dari urin dan feses ayam. Alas yang baik harus memiliki daya serap tinggi. Jika alas terlalu basah, ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri patogen seperti E. coli dan Clostridium perfringens, yang merupakan penyebab utama infeksi pada pencernaan dan peradangan pada kaki ayam (hock burns).
Di musim dingin atau saat suhu rendah, alas kandang berfungsi sebagai isolator antara lantai beton/tanah dan tubuh ayam. Ayam muda, khususnya, sangat rentan terhadap hipotermia. Lapisan alas yang cukup tebal memastikan suhu di permukaan tetap hangat, mendukung metabolisme ayam untuk pertumbuhan optimal.
Kenyamanan adalah faktor kunci. Ayam broiler menghabiskan sebagian besar hidupnya berdiri atau berbaring di atas alas. Alas yang kering, lembut, dan memiliki tekstur yang tepat mencegah iritasi dan luka pada telapak kaki (pododermatitis). Luka kaki tidak hanya menyakitkan bagi ayam tetapi juga mengurangi nilai jual karkas saat dipanen.
Alas yang membusuk atau terlalu basah akan melepaskan gas amonia (NH3) dalam jumlah besar. Amonia adalah iritan kuat pada sistem pernapasan ayam. Paparan amonia kronis dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, menurunkan efisiensi pernapasan, dan membuat ayam lebih rentan terhadap penyakit pernapasan lainnya.
Pemilihan material alas sangat mempengaruhi kinerja sistem alas kandang. Beberapa material umum digunakan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya:
Memiliki alas yang tepat hanya setengah dari perjuangan. Manajemen harian sangat menentukan seberapa lama alas dapat berfungsi secara efektif.
Sebagian besar panduan merekomendasikan kedalaman alas antara 5 hingga 10 cm (tergantung kepadatan ayam dan jenis litter). Lapisan yang terlalu tipis cepat jenuh dan menjadi basah. Lapisan yang terlalu tebal bisa sulit dibalik dan membutuhkan waktu lebih lama untuk kering setelah basah.
Secara rutin, terutama di area minum dan makan, alas perlu digemburkan. Penggemburan membantu memecah gumpalan, memaparkan bagian bawah yang basah ke udara, sehingga proses penguapan lebih cepat terjadi. Ini mencegah pembentukan lapisan keras di dasar kandang.
Pastikan kandang memiliki drainase yang baik, terutama jika alas diletakkan langsung di atas tanah. Ventilasi yang memadai (pergerakan udara yang baik) sangat penting untuk mengeluarkan uap air dan gas amonia, menjaga alas tetap kering dari atas ke bawah.
Beberapa peternak menerapkan metode penggantian sebagian, di mana material baru ditambahkan di atas material lama yang sudah agak basah, diikuti dengan penggemburan. Ini adalah cara efektif untuk mempertahankan kualitas alas tanpa harus membersihkan kandang sepenuhnya di tengah periode pemeliharaan.
Alas ayam broiler adalah pondasi kesehatan dan efisiensi dalam budidaya ayam modern. Dengan memilih material yang tepat, memperhatikan kedalaman ideal, serta menerapkan praktik manajemen yang konsisten—terutama dalam mengontrol kelembaban dan ventilasi—peternak dapat meminimalkan risiko penyakit berbasis litter, meningkatkan kenyamanan ternak, dan pada akhirnya meraih profitabilitas yang lebih tinggi di akhir siklus panen.