Ilustrasi: Efek senyawa teh hijau (EGCG) terhadap kolesterol.
Dalam dekade terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kadar kolesterol darah terus meningkat. Kadar kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) yang tinggi dikenal sebagai biang keladi utama dalam risiko penyakit kardiovaskular. Di tengah pencarian solusi alami dan pencegahan, satu minuman tradisional telah menarik perhatian besar para ilmuwan: teh hijau.
Bukan sekadar minuman pelepas dahaga, teh hijau (Camellia sinensis) kaya akan senyawa bioaktif yang menawarkan serangkaian manfaat kesehatan, terutama kemampuannya yang signifikan dalam manajemen kolesterol.
Keunggulan utama teh hijau terletak pada konsentrasi polifenolnya yang tinggi, khususnya kelompok yang disebut katekin. Di antara semua katekin, epigallocatechin gallate (EGCG) adalah bintang utamanya. EGCG diakui secara luas karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya yang sangat kuat.
Bagaimana EGCG berperan dalam menurunkan kolesterol? Mekanismenya bersifat multifaset:
Banyak penelitian klinis telah menguji hipotesis bahwa konsumsi rutin teh hijau memberikan dampak positif pada profil lipid darah. Meta-analisis yang menggabungkan hasil dari berbagai uji coba terkontrol acak seringkali menyimpulkan bahwa konsumsi teh hijau secara teratur (baik dalam bentuk teh seduh maupun suplemen) berkorelasi dengan penurunan kecil namun signifikan pada kadar kolesterol total dan LDL, sementara kadar HDL (kolesterol baik) cenderung stabil atau sedikit meningkat.
Meskipun efeknya mungkin tidak sedramatis obat penurun kolesterol resep, teh hijau menawarkan alat pencegahan harian yang mudah diakses. Bagi individu dengan hiperkolesterolemia ringan hingga sedang, menjadikannya bagian dari gaya hidup sehat dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk kesehatan jantung jangka panjang.
Agar manfaat penurunan kolesterol dapat dirasakan maksimal, penting untuk mengetahui cara terbaik menikmati minuman ajaib ini. Teh hijau bisa menurunkan kolesterol lebih efektif jika dikonsumsi dengan benar.
Pilih teh hijau yang berkualitas baik, sebaiknya yang minim proses oksidasi. Untuk mendapatkan dosis EGCG yang terapeutik, banyak penelitian menggunakan setara dengan 3 hingga 5 cangkir teh hijau per hari. Jika Anda mengonsumsi suplemen katekin, ikuti dosis yang direkomendasikan, biasanya berkisar antara 250 hingga 500 mg EGCG per hari.
Jangan pernah menyeduh teh hijau dengan air mendidih (100°C). Air yang terlalu panas dapat menghancurkan sebagian besar katekin yang sensitif terhadap panas. Gunakan air yang suhunya antara 70°C hingga 85°C. Seduh selama 3 hingga 5 menit untuk ekstraksi senyawa yang maksimal.
Untuk mendukung penurunan kolesterol, hindari menambahkan gula, madu berlebihan, atau susu kental manis. Gula justru akan meningkatkan risiko masalah metabolik lainnya. Jika diperlukan, sedikit irisan lemon dapat meningkatkan penyerapan katekin oleh tubuh.
Penting untuk diingat bahwa teh hijau adalah suplemen kesehatan alami, bukan pengganti pengobatan medis. Efeknya akan jauh lebih terasa ketika dipadukan dengan perubahan gaya hidup yang komprehensif. Pastikan asupan makanan Anda rendah lemak jenuh dan lemak trans, perbanyak serat larut (seperti oat dan kacang-kacangan), dan tingkatkan aktivitas fisik secara teratur. Dengan sinergi antara pola makan sehat, olahraga, dan konsumsi rutin teh hijau, Anda memberikan perlindungan berlapis bagi sistem kardiovaskular Anda.
Kesimpulannya, bukti ilmiah kuat mendukung klaim bahwa teh hijau bisa menurunkan kolesterol LDL yang berbahaya. Dengan menjadikan secangkir teh hijau sebagai ritual harian, Anda telah mengambil langkah proaktif yang mudah namun berdampak besar demi jantung yang lebih sehat.