Ilustrasi Sepatu dengan Aroma Kurang Sedap
Bau tak sedap pada alas kaki, atau yang sering disebut **sepatu apek**, adalah masalah umum yang dialami banyak orang. Kondisi ini tidak hanya mengurangi rasa percaya diri saat melepas sepatu di depan umum, tetapi juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kebersihan atau kelembapan berlebihan pada kaki Anda. Penyebab utamanya hampir selalu berkaitan dengan keringat berlebih yang terperangkap bersama bakteri dan jamur di lingkungan yang lembap.
Kaki manusia memiliki lebih dari 250.000 kelenjar keringat. Ketika kita beraktivitas, terutama dalam sepatu tertutup, keringat keluar untuk mendinginkan tubuh. Masalah muncul ketika keringat ini tidak menguap dengan cepat. Lingkungan dalam sepatu—gelap, hangat, dan lembap—menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri, khususnya Propionibacteria. Bakteri ini memecah keringat menjadi asam (seperti asam isovalerik), dan asam inilah yang menghasilkan aroma menyengat khas sepatu apek.
Material sepatu juga berperan besar. Sepatu berbahan sintetis atau plastik seringkali kurang memiliki sirkulasi udara dibandingkan bahan alami seperti kulit atau kanvas. Ditambah lagi, penggunaan kaus kaki yang tidak menyerap keringat dengan baik akan memperburuk situasi ini. Jika kebiasaan ini dibiarkan, potensi tumbuhnya jamur yang menyebabkan kutu air (Tinea pedis) juga meningkat.
Mengatasi sepatu apek memerlukan pendekatan ganda: membersihkan bau yang sudah ada dan mencegah bau muncul kembali. Berikut adalah beberapa metode paling efektif yang bisa Anda terapkan segera.
Ini adalah langkah fundamental. Jangan pernah menyimpan sepatu yang masih lembap. Setelah dipakai, segera angin-anginkan sepatu di tempat yang berventilasi baik dan tidak langsung terkena sinar matahari yang terlalu terik (karena bisa merusak lem dan material). Anda bisa membuka tali sepatu dan lidah sepatu sepenuhnya untuk memaksimalkan aliran udara.
Beberapa bahan rumah tangga memiliki daya serap tinggi terhadap bau dan kelembapan.
Bau sepatu adalah cerminan dari kesehatan kaki Anda. Pastikan Anda mencuci kaki secara menyeluruh setiap hari dengan sabun antibakteri, dan yang paling penting, keringkan sela-sela jari kaki dengan seksama sebelum memakai kaus kaki dan sepatu. Pertimbangkan penggunaan bedak anti-jamur jika Anda sering berkeringat.
Hindari kaus kaki berbahan 100% katun murni untuk aktivitas berat, karena katun menahan kelembapan. Pilihlah kaus kaki yang memiliki campuran serat sintetis yang dirancang untuk menyerap keringat dan cepat kering (wicking properties), atau bahan wol merino yang dikenal memiliki sifat antibakteri alami. Ganti kaus kaki minimal sekali sehari.
Untuk menghindari siklus berulang sepatu apek, rotasi penggunaan sepatu sangat dianjurkan. Jangan memakai sepatu yang sama dua hari berturut-turut. Berikan jeda minimal 24 jam agar sepatu benar-benar kering sempurna. Jika Anda sering berolahraga, sediakan beberapa pasang sepatu yang bisa dirotasi.
Untuk sepatu yang bau parah dan sudah dicoba berbagai cara namun masih membandel, mencuci bagian dalam (insole) secara terpisah dengan larutan cuka putih yang diencerkan bisa menjadi solusi terakhir. Cuka adalah disinfektan alami yang efektif membunuh sisa-sisa bakteri penyebab bau. Pastikan insole benar-benar kering sebelum dimasukkan kembali ke dalam sepatu. Dengan sedikit perhatian rutin, sepatu Anda tidak perlu lagi menjadi sumber bau yang tidak sedap.