Memahami Sebab Anyang-anyangan pada Pria

Anyang-anyangan, atau sering disebut disuria, adalah kondisi medis yang ditandai dengan rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Meskipun kondisi ini lebih sering dikaitkan dengan wanita, pria juga bisa mengalaminya. Bagi pria, gejala ini seringkali menimbulkan kekhawatiran karena sistem saluran kemih pria memiliki struktur yang lebih panjang dan kompleks dibandingkan wanita. Memahami sebab anyang-anyangan pada pria sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat.

Secara umum, anyang-anyangan pada pria bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis lain yang mendasarinya. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari infeksi ringan hingga kondisi yang memerlukan perhatian medis serius. Penting untuk tidak menyepelekan gejala ini, terutama jika disertai dengan demam, darah dalam urin, atau nyeri panggul.

Ilustrasi Simbolik Nyeri Saluran Kemih Sakit Nyeri

Penyebab Umum Anyang-anyangan pada Pria

Penyebab paling umum dari anyang-anyangan pada pria adalah infeksi saluran kemih (ISK). Meskipun jarang terjadi pada pria muda yang sehat, risiko ISK meningkat seiring bertambahnya usia, terutama jika ada masalah struktural atau obstruksi aliran urin.

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK terjadi ketika bakteri masuk dan berkembang biak di sepanjang saluran kemih. Pada pria, bakteri seringkali masuk melalui uretra dan mencapai kandung kemih (sistitis) atau bahkan menjalar ke ginjal (pielonefritis). Gejala lain yang menyertai ISK meliputi sering buang air kecil namun tidak tuntas, urin keruh atau berbau menyengat, serta rasa ingin buang air kecil yang mendesak.

2. Prostatitis (Peradangan Prostat)

Prostat adalah kelenjar kecil di bawah kandung kemih yang mengelilingi uretra. Peradangan atau pembengkakan pada prostat, yang dikenal sebagai prostatitis, adalah penyebab utama anyang-anyangan pada pria dewasa. Prostatitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri (prostatitis bakteri akut atau kronis) atau peradangan non-bakteri. Pembengkakan prostat akan menekan uretra, menyebabkan nyeri saat urin keluar dan rasa tidak nyaman saat berkemih.

3. Pembesaran Prostat Jinak (BPH)

BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah kondisi yang umum terjadi pada pria lanjut usia. Pembesaran prostat yang tidak bersifat kanker ini dapat menghambat aliran urin, menyebabkan kandung kemih bekerja lebih keras. Meskipun gejala utamanya adalah kesulitan memulai buang air kecil dan aliran urin lemah, iritasi kronis akibat retensi urin parsial dapat memicu sensasi anyang-anyangan.

4. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS, seperti gonore dan klamidia, menyerang uretra dan menyebabkan peradangan yang dikenal sebagai uretritis. Uretritis hampir selalu menimbulkan gejala disuria (nyeri saat berkemih), seringkali disertai dengan keluarnya cairan abnormal dari penis dan rasa gatal.

Penyebab Lain yang Perlu Diperhatikan

  • Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih: Batu yang berpindah atau menyumbat aliran urin dapat menyebabkan iritasi parah dan nyeri saat buang air kecil.
  • Iritasi Kimiawi: Penggunaan sabun tertentu, kondom lateks, atau spermisida dapat menyebabkan iritasi pada area genital dan uretra.
  • Kanker Kandung Kemih atau Prostat: Walaupun jarang, tumor di area saluran kemih dapat menyebabkan iritasi kronis dan gejala yang menyerupai ISK.
  • Obstruksi Saluran Kemih: Penyempitan uretra (striktur uretra) akibat cedera atau infeksi masa lalu dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil dan rasa sakit.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Jika anyang-anyangan hanya terjadi sesekali dan hilang setelah minum banyak air, mungkin tidak perlu khawatir berlebihan. Namun, jika gejala menetap lebih dari dua hari, atau jika muncul gejala penyerta yang lebih serius, konsultasi dengan dokter (umum atau spesialis urologi) sangat dianjurkan.

Gejala alarm yang memerlukan perhatian segera meliputi: demam tinggi, menggigil, nyeri punggung bawah yang hebat (menandakan infeksi ginjal), keluarnya darah dalam urin (hematuria), dan ketidakmampuan total untuk buang air kecil (retensi urin akut). Diagnosis yang akurat, yang biasanya melibatkan tes urin dan mungkin pemeriksaan prostat, adalah langkah pertama menuju pemulihan. Penanganan akan sangat bergantung pada akar masalah; mulai dari antibiotik untuk infeksi, hingga prosedur untuk mengatasi BPH atau batu saluran kemih.

🏠 Homepage