Ilustrasi visualisasi ketidaknyamanan saluran kemih.
Sakit saat buang air kecil, yang sering digambarkan seperti sensasi anyang-anyangan, adalah keluhan umum yang dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan. Rasa tidak nyaman ini sering disertai dengan keinginan untuk sering buang air kecil meskipun volume urine yang keluar sedikit. Meskipun sering dianggap remeh, gejala ini adalah sinyal penting dari tubuh bahwa ada sesuatu yang mungkin tidak beres pada sistem saluran kemih Anda.
Istilah "anyang-anyangan" secara medis sering merujuk pada kondisi disuria, yaitu rasa nyeri atau perih saat proses berkemih. Ini berbeda dengan urgensi berkemih (dorongan tiba-tiba untuk kencing) atau frekuensi (sering kencing), meskipun ketiganya sering muncul bersamaan. Rasa sakit ini bisa terasa seperti sensasi terbakar, perih, atau kram ringan di area uretra atau kandung kemih.
Ada beberapa kondisi medis yang dapat memicu rasa sakit saat buang air kecil. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama menuju pemulihan.
Ini adalah penyebab paling umum. ISK terjadi ketika bakteri (biasanya E. coli) masuk ke saluran kemih melalui uretra dan berkembang biak di kandung kemih. Gejala khas ISK meliputi rasa perih saat kencing, urine keruh, bau menyengat, dan peningkatan frekuensi buang air kecil. Jika infeksi sudah menyebar ke ginjal (pielonefritis), gejala bisa lebih parah, termasuk demam dan sakit punggung bagian bawah.
Ketika kristal mineral menumpuk dan membentuk batu di ginjal, batu tersebut dapat bergerak turun melalui ureter menuju kandung kemih. Pergerakan batu ini sering menyebabkan nyeri hebat (kolik ginjal) yang bisa menjalar ke perut bagian bawah, disertai rasa sakit saat berkemih karena iritasi pada saluran kemih.
Beberapa IMS, seperti klamidia, gonore, atau herpes genital, dapat menyebabkan peradangan pada uretra (uretritis). Peradangan ini menyebabkan luka kecil atau iritasi yang memicu rasa sakit atau perih saat urine melewatinya.
Pada wanita, peradangan pada vagina (vaginitis) akibat jamur atau bakteri, atau kondisi seperti kekeringan vagina pasca-menopause, dapat menyebabkan urine yang asam mengenai jaringan yang meradang, sehingga menimbulkan sensasi perih saat buang air kecil.
Penggunaan produk kebersihan tertentu (seperti sabun beraroma kuat, spermisida, atau deterjen) dapat mengiritasi uretra. Selain itu, kondisi medis seperti sistitis interstisial (kandung kemih sensitif) juga dapat menyebabkan gejala kronis yang mirip dengan anyang-anyangan tanpa adanya infeksi bakteri.
Sambil menunggu jadwal konsultasi dengan profesional medis, ada beberapa langkah penanganan suportif yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala sementara:
Meskipun banyak kasus anyang-anyangan ringan dapat pulih dengan sendirinya, beberapa gejala memerlukan perhatian medis segera. Jika Anda mengalami salah satu dari kondisi berikut, jangan tunda untuk mengunjungi dokter:
Dokter biasanya akan melakukan tes urine (urinalisis) untuk mendeteksi keberadaan bakteri atau sel darah putih. Jika terbukti infeksi bakteri, antibiotik akan diresepkan. Penting sekali untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah hilang sebelum obat habis, guna mencegah kekambuhan dan resistensi bakteri.