Ruptur aorta adalah kondisi medis darurat yang sangat serius, ditandai dengan robekan pada dinding aorta, pembuluh darah terbesar dalam tubuh yang berfungsi membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh sistem sirkulasi. Ketika aorta robek, darah dapat bocor keluar dari pembuluh darah tersebut, menyebabkan pendarahan internal hebat yang cepat mengancam jiwa. Tingkat kematian pada kasus ruptur aorta sangat tinggi, seringkali terjadi sebelum bantuan medis tiba.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat pelemahan struktur dinding aorta seiring waktu. Pelemahahan ini seringkali disebabkan oleh hipertensi kronis (tekanan darah tinggi) yang tidak terkontrol, aterosklerosis (penumpukan plak), atau kondisi genetik tertentu. Ruptur bisa bersifat akut (mendadak dan parah) atau kronis (perlahan). Jenis ruptur yang paling mengancam adalah yang melibatkan aorta asendens (bagian yang baru keluar dari jantung) atau aorta toraks (dada).
Ruptur dapat dibagi menjadi dua kategori utama: aneurisma aorta terdiseksi (aortic dissection), di mana lapisan dalam robek dan darah masuk di antara lapisan dinding, dan ruptur aneurisma aorta (aortic rupture), di mana dinding yang sudah melemah benar-benar jebol.
Gejala ruptur aorta muncul secara tiba-tiba dan seringkali dramatis. Sering kali, ini adalah rasa sakit yang ekstrem yang tidak hilang. Tanda-tanda kunci yang memerlukan perhatian medis darurat segera meliputi:
Karena gejalanya bisa menyerupai serangan jantung atau kondisi darurat lainnya, diagnosis cepat sangat penting. Setiap detik sangat berharga dalam kasus ruptur aorta.
Meskipun ruptur aorta seringkali tidak terduga, ada beberapa faktor risiko signifikan yang harus dikelola untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana ini. Pencegahan berfokus pada pengendalian kondisi yang melemahkan pembuluh darah utama.
Pencegahan melibatkan pemeriksaan rutin, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga penyakit aorta. Pengendalian tekanan darah yang ketat melalui diet sehat, olahraga teratur, dan kepatuhan terhadap obat antihipertensi adalah lini pertahanan pertama. Menghentikan kebiasaan merokok juga merupakan langkah krusial. Bagi mereka yang didiagnosis memiliki aneurisma aorta yang belum pecah, pengawasan ketat oleh ahli jantung dan mungkin intervensi bedah pencegahan sangat diperlukan.
Ruptur aorta adalah keadaan yang memerlukan intervensi bedah segera. Prioritas utama dalam penanganan awal adalah menstabilkan pasien dan mengendalikan pendarahan.
Setelah tiba di fasilitas trauma, tim medis akan segera melakukan pencitraan diagnostik cepat, seperti CT scan atau angiogram, untuk mengonfirmasi lokasi dan luasnya robekan. Jika pasien masih stabil, pengobatan seringkali berfokus pada penurunan agresif tekanan darah dan denyut jantung menggunakan obat intravena untuk mengurangi stres pada aorta yang robek, sementara tim bedah disiapkan.
Tindakan definitif biasanya melibatkan pembedahan. Prosedur ini bisa berupa perbaikan aorta terbuka (operasi bypass) atau prosedur endovaskular yang kurang invasif, seperti TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair), di mana stent ditanamkan untuk memperkuat dinding aorta dari dalam. Keberhasilan operasi sangat bergantung pada seberapa cepat pasien mendapatkan perawatan spesialis setelah kejadian terjadi.