Perbedaan Ayam Petelur dan Ayam Pedaging: Memahami Dua Tujuan Utama Peternakan

Petelur Pedaging VS

Dalam dunia peternakan unggas, kita sering mendengar istilah ayam petelur dan ayam pedaging. Meskipun keduanya berasal dari spesies yang sama (Gallus gallus domesticus), kedua jenis ayam ini telah diseleksi dan dikembangkan secara genetik untuk tujuan produksi yang sangat berbeda. Memahami perbedaan mendasar antara keduanya sangat krusial, baik bagi peternak pemula maupun konsumen akhir.

1. Tujuan Produksi Utama

Perbedaan paling fundamental terletak pada fungsi ekonomisnya. Ayam petelur, seperti namanya, dibiakkan khusus untuk menghasilkan telur dalam jumlah maksimal dan berkelanjutan. Sebaliknya, ayam pedaging, sering juga disebut ayam broiler, dikembangbiakkan untuk mencapai berat badan ideal dalam waktu sesingkat mungkin, dengan efisiensi konversi pakan yang tinggi untuk menghasilkan daging berkualitas.

2. Karakteristik Fisik dan Genetika

Secara fisik, perbedaan antara kedua galur ayam ini sangat mencolok. Ayam petelur umumnya memiliki tubuh yang lebih ramping, ringan, dan postur lebih tegak. Hal ini karena metabolisme mereka diarahkan untuk energi yang digunakan dalam pembentukan telur, bukan untuk akumulasi massa otot.

Sementara itu, ayam pedaging dicirikan oleh tubuhnya yang besar, berisi, dan memiliki perkembangan otot dada (dada) yang luar biasa. Struktur tulang mereka juga dirancang untuk menopang bobot daging yang cepat bertambah. Seleksi genetik modern telah menghasilkan ayam pedaging yang dapat mencapai bobot panen dalam 30 hingga 40 hari saja.

3. Siklus Hidup dan Pertumbuhan

Untuk ayam petelur (misalnya, strain Leghorn putih), masa produktifnya dimulai relatif lambat, biasanya setelah mencapai usia 18-20 minggu. Seekor ayam petelur yang baik bisa bertelur secara konsisten hingga usia 70-80 minggu, namun setelah itu, efisiensi produksinya menurun drastis dan mereka biasanya dijual sebagai ayam afkir.

Ayam pedaging memiliki siklus hidup yang sangat pendek. Mereka disebut siap panen ketika mencapai berat pasar yang ditetapkan, umumnya antara 1.5 kg hingga 2.5 kg. Setelah mencapai berat tersebut, laju pertumbuhan mereka melambat secara signifikan, sehingga tidak ekonomis untuk dipelihara lebih lama.

4. Kebutuhan Pakan dan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi kedua jenis ayam ini sangat berbeda, menyesuaikan dengan fungsi tubuhnya:

Aspek Nutrisi Ayam Petelur Ayam Pedaging
Protein Kasar Membutuhkan protein tinggi untuk pembentukan protein telur. Membutuhkan protein tinggi untuk pertumbuhan otot.
Kalsium (Ca) Sangat tinggi, terutama menjelang dan saat produksi puncak, untuk pembentukan cangkang telur yang kuat. Cukup, namun lebih difokuskan pada mineral lain untuk perkembangan tulang yang cepat.
Energi Metabolisme Diperlukan untuk aktivitas produksi yang konstan. Sangat tinggi, untuk mendukung pertumbuhan biomassa yang cepat.
Fokus Pakan Mempertahankan tingkat produksi telur. Meningkatkan bobot badan dan rasio FCR (Feed Conversion Ratio).

5. Manajemen Kandang dan Lingkungan

Manajemen kandang juga memiliki perbedaan signifikan. Ayam petelur, terutama di sistem komersial, sering dipelihara dalam kandang baterai individu atau sistem baterai bertingkat. Tujuannya adalah meminimalkan kontak antar ayam untuk menghindari stres, memudahkan pemungutan telur, dan mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui kontak fisik.

Sebaliknya, ayam pedaging umumnya dipelihara di lantai (litter system) di dalam kandang postal dengan kepadatan yang diatur ketat. Lingkungan yang nyaman dengan ventilasi baik sangat penting untuk mencegah penyakit pernapasan yang dapat menghambat laju pertumbuhannya. Mereka membutuhkan ruang lantai yang cukup untuk bergerak dan makan secara optimal.

Kesimpulan

Meskipun sama-sama ayam komersial, ayam petelur dan ayam pedaging adalah hasil dari program pemuliaan yang terpisah dan ditujukan untuk dua komoditas berbeda: telur versus daging. Peternak harus menyesuaikan segala aspek, mulai dari genetik ayam, nutrisi pakan, hingga manajemen kandang, agar sesuai dengan tujuan produksi spesifik mereka. Kegagalan dalam membedakan kebutuhan ini akan mengakibatkan kerugian finansial karena potensi produksi tidak tercapai.

🏠 Homepage