Mengubur ari-ari atau plasenta setelah proses persalinan adalah tradisi yang masih dipegang teguh oleh banyak budaya di Indonesia. Praktik ini dipercaya memiliki makna spiritual dan simbolis, seringkali dianggap sebagai 'saudara kembar' bayi yang harus diperlakukan dengan hormat. Untuk menjalankan tradisi ini dengan benar dan higienis, persiapan peralatan yang tepat sangat krusial. Artikel ini akan mengulas secara rinci mengenai peralatan dasar yang umumnya diperlukan untuk prosesi penguburan ari-ari.
Ari-ari yang telah dilepaskan dari tubuh ibu harus ditangani dengan hati-hati sebelum dikubur. Langkah pertama adalah menempatkannya dalam wadah yang layak. Wadah ini berfungsi untuk menampung ari-ari dan mencegah kontak langsung dengan tanah sebelum proses penguburan final.
Ari-ari biasanya dibungkus terlebih dahulu. Penggunaan kain kasa steril atau kain putih bersih sangat dianjurkan. Tujuannya adalah menjaga kebersihan dan menyerap sisa cairan yang mungkin masih ada. Kain ini melambangkan kesucian dan penghormatan terhadap organ tersebut.
Setelah dibungkus, ari-ari dimasukkan ke dalam wadah yang akan dikubur. Pilihan wadah bervariasi tergantung tradisi dan ketersediaan, namun beberapa pilihan umum meliputi:
Pastikan wadah yang dipilih memiliki penutup yang rapat untuk mencegah hewan masuk atau kontaminasi lingkungan.
Proses pemindahan ari-ari ke dalam tanah memerlukan alat gali yang memadai. Kedalaman dan lokasi penguburan biasanya sangat diperhatikan, sehingga pemilihan alat sangat menentukan kenyamanan prosesi.
Peralatan paling esensial adalah alat untuk menggali tanah.
Meskipun ari-ari sudah dibungkus, penggunaan sarung tangan sekali pakai (nitril atau lateks) sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan tanah atau sisa cairan yang mungkin menetes saat proses pemindahan wadah ke dalam lubang.
Beberapa keluarga menambahkan elemen lain ke dalam lubang kuburan ari-ari untuk meningkatkan aspek spiritual atau memastikan proses alamiah berjalan lancar.
Dalam banyak kebudayaan Jawa misalnya, beberapa bumbu dapur seperti kencur, kunyit, atau daun salam seringkali diletakkan di sekitar atau di atas wadah ari-ari. Ini dipercaya memiliki fungsi penolak bala atau sebagai penanda kesuburan. Bumbu-bumbu ini biasanya diletakkan dalam wadah kecil terpisah atau ditaburkan langsung di dasar lubang sebelum wadah utama diletakkan.
Untuk membantu proses pengeringan alami dan mencegah bau yang tidak sedap (meskipun ari-ari sudah terbungkus), sebagian orang menaburkan sedikit garam kasar atau kapur barus di sekitar area penguburan sebelum menutup lubang sepenuhnya.
Setelah wadah diletakkan di dalam lubang, seringkali dilakukan penyiraman simbolis menggunakan air yang telah didoakan atau air mawar sebagai ritual penyucian terakhir sebelum lubang ditutup kembali.
Setelah semua peralatan diletakkan di tempatnya, proses penutupan harus dilakukan dengan hati-hati. Tanah harus ditutup kembali dengan rapi. Sangat disarankan untuk menanam pohon atau menaruh batu penanda di atas lokasi penguburan. Tanaman seperti pohon pisang atau tanaman berkayu keras sering dipilih karena akarnya dipercaya dapat menjaga ari-ari dari gangguan.
Dengan mempersiapkan peralatan yang tepat—mulai dari wadah yang layak, alat gali yang memadai, hingga bumbu-bumbu pelengkap—prosesi penguburan ari-ari dapat dilaksanakan dengan khidmat, penuh penghormatan, dan sesuai dengan adat yang berlaku di lingkungan Anda.