Kesehatan Ayam Serama: Mengenali dan Mengatasi Penyakit Umum

Ayam Serama, dengan posturnya yang gagah dan ukurannya yang mungil, telah menjadi primadona di kalangan penghobi unggas hias. Kecantikan dan tingkah lakunya yang unik membuat banyak peternak rela mencurahkan perhatian ekstra. Namun, seperti halnya unggas lain, ayam serama rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Mengetahui penyakit yang sering menyerang adalah kunci utama untuk memastikan kawanan Anda tetap sehat dan prima.

Perawatan intensif yang dibutuhkan oleh serama, terutama untuk menjaga bentuk tubuh dan performa tarungnya (jika ada kontes), menuntut pemilik untuk lebih peka terhadap tanda-tanda abnormalitas pada ayam peliharaannya.

Ilustrasi Ayam Serama Sakit Ayam yang kurang bugar

Representasi visual ayam yang menunjukkan kurangnya vitalitas.

Penyakit Umum yang Mengintai Ayam Serama

Meskipun ukurannya kecil, sistem kekebalan tubuh serama kadang memerlukan dukungan lebih. Berikut adalah beberapa penyakit yang sering dilaporkan menyerang populasi ayam serama.

1. Marek’s Disease (MD)

Marek’s Disease adalah penyakit virus yang sangat menular dan berbahaya, terutama bagi ayam muda. Gejala utamanya seringkali melibatkan kelumpuhan pada satu atau kedua kaki, sayap, atau ketidakmampuan untuk berdiri tegak. Pada serama, kelumpuhan ini bisa sangat menonjol karena postur tubuh mereka yang sudah tegak.

Penanganan: Vaksinasi adalah pencegahan terbaik. Jika sudah terinfeksi, tidak ada obat yang efektif, dan pemisahan (karantina) terhadap ayam yang sakit mutlak diperlukan untuk melindungi kawanan lainnya.

2. Koksidiosis

Penyakit parasit ini disebabkan oleh protozoa yang menyerang usus. Koksidiosis sangat umum terjadi pada lingkungan kandang yang lembap atau padat. Ayam yang terinfeksi akan menunjukkan gejala lesu, kotoran berdarah, bulu kusam, dan penurunan berat badan drastis.

Mengingat bobot serama yang ringan, dehidrasi akibat koksidiosis bisa menyebabkan kondisi kritis lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa.

Pencegahan: Jaga kebersihan alas kandang, hindari kelembapan berlebih, dan berikan obat antikoksidial secara rutin (profilaksis) terutama saat pergantian cuaca.

3. Cacingan

Cacing pita atau cacing gelang dapat mengurangi nutrisi yang diserap ayam, menyebabkan pertumbuhan terhambat, dan membuat ayam terlihat kurus meskipun nafsu makannya baik. Ayam serama yang sering diumbar atau dipelihara di area terbuka lebih rentan terhadap infeksi cacing.

Solusi: Lakukan program pemberian obat cacing (deworming) secara berkala, biasanya setiap 2-3 bulan sekali, dengan obat yang sesuai dosis untuk ayam kecil.

4. Penyakit Pernapasan (CRD atau Coryza)

Infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan sering menyebabkan gejala seperti bersin-bersin, ngorok, keluar cairan dari mata dan hidung, serta penurunan nafsu makan. Penyakit ini cepat menyebar jika ayam saling berdekatan.

Pada serama yang biasanya dipamerkan atau dikurung dalam kandang pajangan, penularan melalui udara sangat mungkin terjadi. Kondisi ini harus segera ditangani dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter hewan.

Pentingnya Manajemen Kandang untuk Pencegahan

Kunci utama kesehatan ayam serama bukan hanya terletak pada pengobatan, tetapi pada pencegahan. Ayam serama membutuhkan lingkungan hidup yang sangat terkontrol karena postur dan keindahan bulunya adalah aset utama mereka.

Manajemen kandang yang buruk adalah gerbang utama masuknya penyakit. Pastikan hal-hal berikut terpenuhi:

Dengan pengamatan yang cermat dan sanitasi yang ketat, Anda dapat meminimalkan risiko wabah penyakit, memastikan ayam serama Anda tetap menampilkan performa terbaiknya dalam segala kondisi.

🏠 Homepage