Ilustrasi Ayam Buras yang sehat, simbol potensi ternak lokal.
Ayam buras, atau ayam kampung super, telah menjadi primadona baru dalam dunia peternakan skala kecil hingga menengah. Berbeda dengan ayam ras pedaging atau petelur komersial, ayam buras menawarkan keseimbangan unik antara pertumbuhan yang relatif cepat dengan daya tahan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit. Hal ini menjadikannya investasi yang lebih aman, terutama bagi peternak pemula atau mereka yang ingin mengintegrasikan peternakan dengan sistem organik.
Keunggulan utama ayam buras terletak pada adaptabilitasnya terhadap lingkungan tropis dan minimnya ketergantungan pada pakan pabrikan kualitas tinggi. Selain itu, permintaan pasar untuk daging dan telur ayam buras selalu stabil karena persepsi masyarakat bahwa produknya lebih sehat dan memiliki cita rasa yang otentik. Oleh karena itu, fokus pada pembibitan yang berkualitas adalah kunci utama untuk meraih profitabilitas maksimal.
Kesuksesan pembibitan dimulai dari kualitas genetik. Dalam pembibitan ayam buras, tidak semua ayam kampung memiliki potensi yang sama. Penting untuk memilih galur murni atau hasil persilangan yang sudah teruji menghasilkan keturunan dengan karakteristik unggul (pertumbuhan cepat, daya tetas tinggi, dan postur ideal).
Setelah indukan siap, langkah selanjutnya adalah optimalisasi proses perkawinan dan penetasan. Meskipun ayam buras memiliki insting mengeram yang kuat, untuk tujuan pembibitan komersial, penggunaan mesin tetas (inkubator) sangat disarankan demi efisiensi dan kontrol suhu yang presisi.
Proses penetasan ayam buras umumnya memakan waktu sekitar 21 hari. Keberhasilan penetasan sangat bergantung pada stabilitas lingkungan selama masa inkubasi. Fluktuasi suhu walau sedikit dapat menyebabkan kegagalan embrio.
Setelah menetas, DOC ayam buras sangat rentan terhadap stres dan penyakit. Fase starter (0 hingga 4 minggu) adalah masa kritis yang menentukan keberhasilan ternak hingga dewasa.
Brooder atau penghangat buatan wajib disiapkan. Suhu ideal pada minggu pertama adalah sekitar 32-33°C, kemudian diturunkan secara bertahap 1-2°C setiap minggu. Pastikan alas kandang (litter) selalu kering dan memiliki sirkulasi udara yang memadai namun bebas dari hembusan angin langsung.
Pemberian pakan harus menggunakan pakan khusus starter dengan protein tinggi (20-22%) dan tersedia setiap saat bersama air minum bersih. Program vaksinasi wajib dimulai sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan setempat, biasanya meliputi vaksin ND (Newcastle Disease) dan Gumboro. Manajemen biosekuriti yang ketat di area pembibitan akan meminimalkan risiko wabah penyakit yang dapat menghanguskan seluruh investasi.
Pembibitan ayam buras yang terorganisir membuka peluang pasar yang lebih luas. Selain menjual DOC ke peternak lain, Anda dapat menciptakan produk akhir yang lebih bernilai jual, seperti ayam dara siap jual (umur 8-10 minggu) atau telur tetas premium. Konsistensi dalam kualitas bibit akan membangun reputasi yang kuat di komunitas peternakan lokal. Investasi pada seleksi genetik dan manajemen pakan yang baik adalah kunci untuk mengubah ayam buras menjadi komoditas peternakan bernilai tinggi.