Panduan Tepat Pemberian Pakan Ayam Pedaging

Ilustrasi Pemberian Pakan Ayam Pakan Berkualitas

Pemberian pakan merupakan salah satu faktor kunci yang paling menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam pedaging. Nutrisi yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan diberikan pada waktu yang sesuai akan memaksimalkan potensi genetik ayam untuk tumbuh cepat dan efisien. Manajemen pakan yang buruk, sebaliknya, dapat menyebabkan pemborosan biaya pakan (yang merupakan komponen biaya terbesar), pertumbuhan yang lambat, serta peningkatan morbiditas dan mortalitas.

Tahapan Pemberian Pakan Ayam Pedaging

Nutrisi yang dibutuhkan ayam berubah seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, pola pemberian pakan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ayam pedaging, yang umumnya dibagi menjadi tiga fase utama: starter, grower, dan finisher.

1. Fase Starter (0–10/14 Hari)

Fase ini krusial karena merupakan periode adaptasi dan pembentukan organ vital. Ayam membutuhkan pakan dengan kandungan protein tertinggi (biasanya 22–24%) dan energi yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan awal yang pesat. Pakan starter harus bertekstur halus (crumbles) agar mudah dicerna oleh organ pencernaan yang masih rentan. Pemberian pakan pada fase ini idealnya dilakukan secara ad libitum (bebas), namun tetap perlu pengawasan agar tidak terjadi penumpukan pakan yang basi.

2. Fase Grower (15–28 Hari)

Setelah melewati masa starter, kebutuhan protein sedikit menurun (sekitar 19–21%), sementara kebutuhan energi cenderung meningkat untuk mendukung pertambahan bobot badan. Pada fase ini, peternak biasanya mulai menggunakan pakan bentuk pelet. Transisi pakan harus dilakukan secara bertahap selama 3-5 hari untuk menghindari stres pada sistem pencernaan ayam.

3. Fase Finisher (29 Hari Sampai Panen)

Tujuan utama fase finisher adalah mencapai bobot panen optimal sesuai standar komersial. Kebutuhan protein kembali disesuaikan lebih rendah (sekitar 17–19%), namun fokus pada penambahan energi dan zat-zat yang mendukung pembentukan daging tanpa lemak berlebihan. Pakan harus cukup tersedia agar ayam dapat mencapai target bobot sebelum masa panen.

Fokus pada Ketersediaan Air Minum: Air minum sering kali lebih penting daripada pakan itu sendiri. Pastikan air selalu bersih, segar, dan tersedia 24 jam sehari. Dehidrasi ringan saja dapat mengurangi nafsu makan secara drastis.

Prinsip Dasar Manajemen Pakan Efektif

Keberhasilan pemberian pakan tidak hanya bergantung pada jenis pakan, tetapi juga pada bagaimana pakan tersebut disajikan. Berikut adalah beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan:

  1. Kualitas Pakan: Selalu gunakan pakan dari sumber terpercaya yang memiliki nilai nutrisi terjamin. Hindari penggunaan pakan yang sudah menggumpal, berjamur, atau terpapar cuaca ekstrem karena dapat menurunkan nilai gizinya.
  2. Jadwal Pemberian: Meskipun banyak peternak menerapkan ad libitum, menjaga konsistensi waktu pemberian (jika menggunakan penjatahan) dapat membantu menjaga ritme metabolisme ayam.
  3. Tingkat Kenyamanan: Pastikan jumlah tempat pakan memadai sehingga semua ayam, termasuk ayam yang lebih dominan (agresif), mendapatkan akses yang sama terhadap pakan tanpa perlu berebut.
  4. Pengaturan Tinggi Tempat Pakan: Tinggi tempat pakan harus disesuaikan dengan ketinggian punggung ayam. Ini memastikan ayam tidak perlu membungkuk terlalu rendah atau meregangkan leher, sehingga proses makan lebih efisien dan mengurangi tumpahan.
  5. Biosekuriti: Area pakan harus dijaga kebersihannya. Wadah pakan harus dibersihkan secara rutin untuk mencegah kontaminasi bakteri atau jamur yang dapat menyebabkan penyakit.

Memahami Konversi Pakan (FCR)

Salah satu indikator utama efisiensi manajemen pakan adalah Feed Conversion Ratio (FCR). FCR adalah rasio antara jumlah pakan yang dikonsumsi ayam dengan pertambahan bobot badan mereka. Rumusnya sederhana: FCR = Total Pakan yang Dikonsumsi / Total Bobot Badan yang Dicapai. FCR yang rendah menunjukkan efisiensi pakan yang tinggi (ayam lebih sedikit makan untuk menghasilkan 1 kg daging). Untuk mencapai FCR rendah, kombinasi nutrisi optimal, manajemen lingkungan (suhu dan ventilasi), serta kesehatan unggas harus dijaga secara seimbang. Pakan yang diformulasikan dengan baik akan memaksimalkan penyerapan nutrisi, yang secara langsung berdampak pada FCR yang lebih baik. Pengawasan rutin terhadap sisa pakan di palungan juga membantu mendeteksi potensi masalah kesehatan lebih awal.

🏠 Homepage