Memilah sampah di rumah adalah langkah fundamental menuju pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu pemisahan paling penting yang harus kita kuasai adalah membedakan antara sampah organik dan non-organik. Tindakan sederhana ini memiliki dampak besar, mengurangi volume sampah TPA, meningkatkan kualitas kompos, dan memudahkan daur ulang.
Mengapa pemilahan ini krusial? Sampah organik (sisa makanan, daun) ketika bercampur dengan sampah non-organik (plastik, logam) akan mengalami pembusukan anaerobik di tempat pembuangan akhir (TPA). Proses ini menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida. Sebaliknya, jika dipisahkan, sampah organik dapat menjadi pupuk berharga.
Sampah organik adalah segala jenis limbah yang berasal dari makhluk hidup dan mudah terurai secara alami dalam waktu singkat melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh mikroorganisme.
Idealnya, sampah organik harus ditempatkan dalam wadah terpisah untuk proses pengomposan. Proses ini mengubah limbah menjadi kompos yang menyuburkan tanah.
Sampah non-organik, atau anorganik, adalah limbah yang tidak dapat terurai oleh alam dalam waktu singkat. Kelompok ini sangat beragam dan sering kali memerlukan proses daur ulang yang spesifik agar dapat digunakan kembali. Jika dibuang sembarangan, sampah ini akan mencemari lingkungan selama ratusan hingga ribuan tahun.
Pemisahan sampah non-organik lebih lanjut (misalnya memisahkan plastik, logam, dan kertas) sangat membantu proses daur ulang di fasilitas pengolahan sampah. Pastikan wadah non-organik yang Anda buang dalam kondisi relatif bersih untuk memaksimalkan nilai daur ulangnya.
Dengan konsisten memilah sampah organik dan non-organik setiap hari, kita tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga berpartisipasi aktif dalam menciptakan ekonomi sirkular yang lebih baik. Ini adalah investasi kecil dengan imbalan besar bagi masa depan planet kita.