Visualisasi Sederhana Kelezatan Ayam Taiwan
Taiwan, sebuah pulau di Asia Timur, dikenal dunia tidak hanya karena teknologinya yang maju, tetapi juga karena keragaman kuliner jalanannya yang luar biasa. Di jantung kulinernya, ayam memegang peranan penting. Masakan Taiwan menggabungkan pengaruh budaya Tiongkok daratan, Jepang, dan sentuhan lokal, menciptakan profil rasa yang unik—seringkali seimbang antara gurih, manis, sedikit asam, dan kaya akan aroma rempah.
Ketika berbicara tentang masakan Taiwan ayam, ada beberapa hidangan ikonik yang wajib dicoba. Kekuatan utama masakan ayam Taiwan terletak pada cara mereka memanfaatkan berbagai bagian ayam, mulai dari paha, sayap, hingga jeroan, yang semuanya diolah dengan teknik masak yang presisi.
Tidak ada diskusi tentang ayam Taiwan yang lengkap tanpa menyebutkan ayam gorengnya yang legendaris. Berbeda dari ayam goreng Barat yang tebal dengan tepung roti, ayam goreng Taiwan—atau sering disebut Ji Pai—memiliki ciri khas berupa lapisan luar yang sangat renyah, berkat penggunaan tepung ubi jalar (tapioka) atau campuran pati khusus. Ayam ini biasanya dimarinasi dalam campuran yang kaya rasa, termasuk kecap asin, anggur beras Shaoxing, bawang putih, jahe, dan lima bumbu rempah Tiongkok (five-spice powder).
Rahasia Kelezatan Ji Pai: Bumbu khas lima rempah (law-hiong) yang terdiri dari adas bintang, cengkeh, kayu manis, merica Sichuan, dan biji adas memberikan aroma hangat yang langsung dikenali. Setelah digoreng dalam minyak panas, ayam ditaburi bubuk cabai dan bubuk merica.
Berpindah dari rasa pedas dan gurih, Taiwan juga unggul dalam sup ayam yang menenangkan dan dipercaya memiliki khasiat kesehatan. Sup ayam herbal adalah hidangan klasik yang sering disajikan hangat, terutama saat cuaca dingin atau untuk pemulihan energi. Ayam dimasak perlahan (slow-cooked) bersama dengan ramuan obat Tiongkok tradisional.
Ramuan yang sering digunakan termasuk dang gui (akar angelica Tiongkok), goji berry, dan ginseng. Proses perebusan yang lama memastikan bahwa semua nutrisi dan rasa dari herbal meresap sempurna ke dalam daging ayam dan kuah kaldu. Kuahnya kaya, sedikit manis alami dari herbal, dan sangat aromatik. Ini adalah representasi sempurna dari filosofi makanan sebagai obat dalam budaya Taiwan.
Mungkin masakan ayam Taiwan yang paling terkenal di kancah internasional adalah San Bei Ji. Nama "tiga cangkir" merujuk pada rasio tradisional bumbu dasarnya: satu cangkir minyak wijen, satu cangkir kecap asin, dan satu cangkir anggur beras (sekarang sering disesuaikan). Meskipun namanya begitu, resep modern seringkali menggunakan proporsi yang sedikit berbeda, namun inti rasanya tetap terjaga.
Ayam (biasanya bagian paha) ditumis dengan jahe berlimpah, bawang putih, daun kemangi (basil) segar dalam jumlah besar, dan tentu saja, tiga bahan utama tersebut. Hidangan ini memiliki tekstur yang sedikit lengket karena karamelisasi kecap, rasa yang dalam dari minyak wijen yang dipanaskan, dan aroma segar yang khas dari daun kemangi yang dimasukkan di akhir proses memasak. Sangat nikmat disantap bersama nasi putih hangat.
Meskipun Lu Rou Fan (nasi daging babi cincang) lebih populer, prinsip memasak lu—yaitu merebus atau mencelup dalam bumbu kecap dan rempah-rempah—juga sering diterapkan pada ayam. Ayam direbus hingga sangat empuk dalam kaldu gelap yang kaya rasa, seringkali menggunakan gula batu untuk memberikan kilau dan sedikit rasa manis yang seimbang.
Ayam yang dimasak dengan metode lu ini memiliki warna cokelat tua yang menggugah selera dan tekstur yang mudah terlepas dari tulang. Ayam ini sering disajikan dengan acar lobak atau sayuran hijau yang direbus sebentar untuk memotong kekayaan rasa dagingnya.
Keberagaman dalam masakan Taiwan ayam menunjukkan fleksibilitas kuliner pulau ini. Mulai dari jajanan pinggir jalan yang renyah dan pedas hingga sup herbal yang menenangkan dan hidangan tumisan yang aromatik, ayam Taiwan selalu berhasil memikat lidah. Setiap gigitan menawarkan petualangan rasa yang merupakan perpaduan harmonis dari berbagai tradisi yang membentuk identitas kuliner Taiwan yang kaya.