Kesehatan dan performa maksimal seekor ayam aduan sangat bergantung pada program latihan fisik ayam aduan yang terstruktur dan konsisten. Ayam yang dilatih dengan baik akan memiliki stamina baja, kecepatan pukulan yang superior, serta daya tahan yang tinggi saat berhadapan di arena. Mengabaikan fase latihan fisik sama saja dengan membiarkan potensi penuh sang ayam terpendam.
Program latihan harus dibagi menjadi beberapa fase, dimulai dari pemulihan (jangker) hingga fase pematangan (mapag). Setiap fase memiliki tujuan spesifik yang harus dicapai sebelum beralih ke tahap selanjutnya. Fokus utama dalam latihan fisik ayam aduan adalah membangun otot tanpa menyebabkan kelelahan berlebihan.
Ayam harus dibiasakan berjalan kaki dalam jarak tertentu setiap pagi. Ini bukan sekadar jalan santai; ini adalah pemanasan sistem kardiovaskular. Ayam diikat (dijangkar) dengan tali yang cukup panjang agar bisa bergerak bebas di area berumput atau tanah yang lunak. Durasi awalnya mungkin hanya 15-20 menit, dan secara bertahap ditingkatkan hingga 45 menit. Gerakan ini melatih otot kaki dan meningkatkan daya tahan umum.
Latihan ini krusial untuk melatih kekuatan lompatan vertikal dan horizontal, yang sangat penting untuk menghindari serangan lawan dan melancarkan serangan balasan. Ayam dapat dilatih dengan diangkat perlahan ke posisi berdiri tegak (anggungan) selama beberapa detik, kemudian diturunkan. Selain itu, melatih ayam melompat dari ketinggian rendah (misalnya dari bangku kecil) ke tanah juga efektif. Pastikan permukaan pendaratan empuk untuk mencegah cedera sendi. Ini adalah bagian vital dari latihan fisik ayam aduan untuk kecepatan serangan.
Setelah stamina dasar terbentuk, beberapa pelatih menerapkan latihan beban ringan. Ini biasanya dilakukan dengan memasang beban kecil (seperti cincin karet ringan atau pemberat khusus) pada kaki ayam selama periode jalan kaki singkat. Pemberian beban harus sangat hati-hati dan bertahap. Tujuannya adalah meningkatkan kekuatan otot kaki sehingga saat beban dilepas, ayam terasa jauh lebih ringan dan lincah. Selalu perhatikan reaksi ayam; jika ada tanda-tanda pincang, segera hentikan.
Kondisi lingkungan tempat ayam berlatih sangat menentukan keberhasilan program latihan fisik ayam aduan. Area latihan idealnya adalah lapangan terbuka yang memiliki sirkulasi udara baik dan alas yang tidak terlalu keras. Jika ayam dikurung dalam kandang umbaran (jangkar), pastikan ruang geraknya memadai. Kandang harus dibersihkan rutin untuk meminimalisir risiko infeksi bakteri yang dapat menghambat pemulihan otot.
Selain latihan fisik, nutrisi memegang peranan kunci. Ayam yang menjalani program latihan intensif memerlukan asupan protein yang lebih tinggi untuk mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot. Suplemen vitamin dan mineral juga seringkali dibutuhkan, namun konsultasi dengan ahli nutrisi unggas atau pelatih berpengalaman sangat disarankan agar tidak terjadi overdosis atau ketidakseimbangan gizi.
Menjelang hari pertandingan, intensitas latihan fisik dikurangi secara progresif (proses yang sering disebut 'mengeram' atau 'ngarami'). Fokus beralih dari membangun kekuatan menjadi menjaga ketajaman dan pemulihan total. Pada fase ini, ayam mungkin hanya diberi sesi ringan seperti melatih refleks mematuk atau sedikit adu jangkrik dalam kandang (latihan simulasi ringan). Memastikan ayam beristirahat penuh adalah prioritas utama agar energi tersimpan optimal untuk duel.
Kesimpulannya, kesuksesan dalam dunia sabung ayam modern tidak hanya bergantung pada bakat alami, tetapi sangat ditentukan oleh disiplin dalam menerapkan latihan fisik ayam aduan yang komprehensif, didukung nutrisi tepat, dan pemulihan yang memadai.