Kista Bartholin adalah benjolan berisi cairan yang berkembang di salah satu dari dua kelenjar Bartholin, yang terletak di kedua sisi bukaan vagina. Kelenjar ini berfungsi memproduksi cairan pelumas. Ketika saluran kelenjar ini tersumbat, cairan dapat menumpuk dan membentuk kista. Meskipun seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, kista ini dapat meradang dan terinfeksi, berubah menjadi abses yang sangat menyakitkan.
Kista Bartholin biasanya tidak memerlukan pengobatan jika ukurannya kecil dan tidak menimbulkan gejala. Namun, ketika kista membesar atau meradang (disebut abses Bartholin), rasa sakit, bengkak, kemerahan, dan kesulitan duduk atau berjalan dapat terjadi. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.
Penyebab utama pembentukan kista adalah penyumbatan pada saluran kelenjar. Meskipun penyebab pasti penyumbatan tidak selalu jelas, trauma atau infeksi bakteri dapat berkontribusi pada perkembangannya. Penting untuk membedakan kista yang terinfeksi (abses) dari kista yang hanya berisi cairan, karena penanganan abses seringkali lebih invasif.
Ketika kista Bartholin meradang, peradangan (inflamasi) menjadi penyebab utama rasa nyeri dan pembengkakan yang dirasakan pasien. Di sinilah peran obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) menjadi signifikan dalam manajemen gejala awal.
Obat antiinflamasi nonsteroid bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa kimia dalam tubuh yang dilepaskan sebagai respons terhadap cedera atau infeksi, dan senyawa ini sangat berperan dalam memicu proses peradangan, nyeri, dan demam. Dengan memblokir jalur enzim siklooksigenase (COX), OAINS efektif meredakan gejala peradangan tanpa perlu antibiotik (kecuali jika sudah terjadi infeksi bakteri berat).
Beberapa contoh obat antiinflamasi nonsteroid yang sering diresepkan atau direkomendasikan dokter untuk meredakan ketidaknyamanan akibat kista Bartholin yang meradang antara lain:
Penggunaan obat-obatan ini harus selalu sesuai dosis yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, terutama mengingat potensi efek samping pada saluran pencernaan jika digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi.
Selain mengandalkan obat antiinflamasi nonsteroid untuk meredakan gejala akut, beberapa langkah penanganan mandiri dapat membantu meredakan tekanan dan mempercepat penyembuhan:
Meskipun OAINS sangat membantu dalam manajemen nyeri, sangat penting untuk mencari bantuan medis profesional jika:
Dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur seperti insisi dan drainase (pengeluaran nanah) jika kista sudah menjadi abses. Dalam beberapa kasus, pembentukan "marsupialisasi" (pembuatan saluran baru) mungkin dilakukan untuk mencegah kekambuhan setelah drainase.
Kesimpulannya, kista Bartholin yang meradang adalah kondisi yang menyakitkan, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) memegang peranan penting sebagai terapi lini pertama untuk mengendalikan peradangan dan nyeri. Namun, intervensi medis tetap diperlukan untuk memastikan penanganan tuntas, terutama jika ada risiko infeksi atau jika kista berulang.