Lautan Indonesia, dengan bentangan luas dan kedalamannya yang misterius, selalu menjadi sumber cerita tak berujung. Bagi personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), selain tantangan operasional sehari-hari, mereka juga kerap berhadapan dengan cerita-cerita tak kasat mata yang beredar di pangkalan hingga di tengah gelombang. Salah satu mitos yang paling sering dibicarakan adalah fenomena yang dijuluki "Hantu Laut TNI AL".
Fenomena ini bukanlah penampakan spesifik dari satu entitas, melainkan akumulasi dari berbagai kisah seram yang dialami oleh pelaut, penyelam, hingga kru kapal selam. Kisah-kisah ini sering kali muncul di momen-momen genting, seperti saat patroli malam yang sunyi, navigasi di perairan asing yang berbahaya, atau saat operasi penyelamatan di bawah permukaan air yang gelap gulita.
Ilustrasi samar kapal di perairan dalam, merepresentasikan suasana mencekam cerita Hantu Laut.
Kisah-kisah ini sering kali melibatkan penampakan sosok di geladak kapal yang seharusnya kosong, suara aneh yang terdengar saat mesin dimatikan dalam mode senyap, atau penampakan sosok yang menyerupai awak kapal yang telah gugur dalam tugas. Bagi para pelaut, lingkungan laut memang keras, dan ketika kelelahan serta isolasi bertemu dengan kegelapan total, pikiran manusia cenderung menciptakan atau memperkuat narasi supranatural.
Salah satu konteks yang paling kaya akan mitos adalah cerita yang berkembang di sekitar kapal selam. Beroperasi di kedalaman ratusan meter, kapal selam adalah lingkungan yang ekstrem di mana tekanan psikologis sangat tinggi. Tidak jarang, kru melaporkan mendengar ketukan dari lambung kapal yang tidak bisa dijelaskan sumbernya, atau melihat bayangan melintas di jendela observasi (meskipun jendela ini jarang ada pada kapal selam tempur modern). Ketukan ini sering dikaitkan dengan arwah pelaut yang tenggelam bersama kapal mereka di masa lalu.
Prajurit yang bertugas di kapal-kapal tua atau yang pernah terlibat dalam operasi tempur historis sering menjadi penyebar utama cerita-cerita ini. Mereka percaya bahwa jiwa-jiwa yang belum menemukan kedamaian menetap di lautan tempat mereka berakhir, dan kadang-kadang mereka 'menyapa' para penerus mereka di TNI AL.
Meskipun sulit dibuktikan secara ilmiah, keberadaan cerita "hantu laut" ini memiliki fungsi penting dalam budaya maritim. Pertama, hal ini berfungsi sebagai mekanisme koping terhadap bahaya yang tidak terduga. Mengaitkan kejadian aneh dengan entitas supranatural terkadang lebih mudah diterima daripada menghadapi kenyataan bahwa alam selalu memiliki kekuatan yang jauh melampaui kendali manusia.
Kedua, cerita ini menjadi semacam ritual informal untuk menghormati mereka yang telah mendahului. Dengan mengakui kehadiran "penunggu" laut, para pelaut muda diingatkan akan risiko profesi mereka dan pentingnya menghormati lautan. Ini adalah cara budaya untuk menjaga memori kolektif tentang pengorbanan yang telah terjadi di perairan yurisdiksi Indonesia.
Kopaska (Komando Pasukan Katak) dan Denjaka (Detasemen Jalamangkara), unit-unit khusus yang sering melakukan operasi infiltrasi atau penyelaman mendalam, juga memiliki versi cerita mereka sendiri. Mereka beroperasi dalam kondisi yang jauh lebih ekstrem, seringkali dalam kegelapan total di bawah permukaan, yang meningkatkan potensi interpretasi visual dan auditori yang salah. Sebuah anomali sonar bisa menjadi penampakan, dan gesekan lumpur di lambung kapal selam bisa menjadi ketukan misterius.
Secara resmi, TNI AL tidak pernah mengakui keberadaan entitas supranatural. Fokus utama selalu pada pelatihan, kesiapan tempur, dan pemeliharaan alutsista. Namun, di tingkat interpersonal, para komandan senior yang berpengalaman seringkali menunjukkan sikap hati-hati—tidak menertawakan cerita tersebut, tetapi juga tidak mempromosikannya. Sikap netral ini menjaga moralitas awak kapal sambil tetap menghormati kepercayaan yang sudah mengakar.
Pada akhirnya, "Hantu Laut TNI AL" lebih merupakan cerminan dari jiwa seorang pelaut: seorang profesional yang berani menghadapi ancaman nyata musuh, namun tetap tunduk pada misteri abadi yang disembunyikan oleh samudra raya Indonesia. Kisah-kisah ini akan terus hidup, diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menambah lapisan mitos pada tradisi bahari yang kaya.