Ilustrasi Segelas Teh Hijau
Teh hijau, yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis yang sama dengan teh hitam, telah dikonsumsi selama ribuan tahun, terutama di Asia. Namun, popularitasnya telah meluas secara global berkat pengakuan luas atas segudang manfaat kesehatannya. Berbeda dengan teh hitam yang mengalami proses oksidasi penuh, daun teh hijau diproses dengan cara dikukus atau dipanggang dengan cepat, sehingga mempertahankan tingkat antioksidan yang jauh lebih tinggi.
Inti dari kegunaan teh hijau terletak pada senyawa fitokimia unik yang dikandungnya. Senyawa ini bekerja secara sinergis untuk memberikan efek perlindungan dan peningkatan kesehatan pada tubuh.
Salah satu bidang di mana teh hijau menunjukkan dampak signifikan adalah pada kesehatan kardiovaskular. Konsumsi teh hijau secara teratur dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, penyebab utama kematian di seluruh dunia. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kemampuannya memengaruhi profil lipid dan fungsi pembuluh darah.
Antioksidan dalam teh hijau, terutama EGCG, membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL ("kolesterol jahat"). Ketika LDL teroksidasi, ia lebih mungkin menumpuk di dinding arteri, yang mengarah ke aterosklerosis. Selain itu, teh hijau telah terbukti membantu menurunkan tekanan darah pada beberapa individu dan meningkatkan fungsi endotel—lapisan sel yang melapisi pembuluh darah—membuat pembuluh darah lebih elastis dan responsif.
Banyak orang tertarik pada gunanya teh hijau sebagai alat bantu penurunan berat badan. Meskipun bukan pil ajaib, teh hijau dapat memberikan dorongan kecil namun signifikan pada upaya manajemen berat badan.
Teh hijau dipercaya dapat meningkatkan laju metabolisme tubuh. Ini terjadi karena kombinasi kafein dan katekin. Studi menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau dapat meningkatkan termogenesis (produksi panas tubuh), yang pada dasarnya berarti tubuh membakar lebih banyak kalori, bahkan saat istirahat. Selain itu, senyawa ini dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan membantu tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai energi lebih efisien. Penting dicatat bahwa efek ini paling terlihat bila teh hijau dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang dan rejimen olahraga yang teratur.
Efek sinergis antara L-Theanine dan kafein menjadikan teh hijau minuman yang sangat baik untuk fungsi otak. Kafein bertindak sebagai stimulan, memblokir adenosin (neurotransmitter yang membuat Anda merasa lelah), sehingga meningkatkan fungsi otak, termasuk suasana hati, waktu reaksi, dan memori.
Di sisi lain, L-Theanine meningkatkan aktivitas GABA, neurotransmitter penghambat yang memiliki efek anti-kecemasan. Bersama-sama, mereka memberikan peningkatan energi mental yang lebih stabil dan terfokus dibandingkan dengan lonjakan energi yang sering menyertai konsumsi kopi. Secara jangka panjang, antioksidan kuat dalam teh hijau juga berperan dalam melindungi neuron dari kerusakan, yang dapat mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seiring bertambahnya usia.
Meskipun penelitian masih dalam tahap aktif, banyak penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan potensi teh hijau dalam pencegahan kanker. Mekanismenya diyakini terkait erat dengan kemampuan antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh radikal bebas, yang merupakan langkah awal menuju perkembangan kanker.
Katekin, terutama EGCG, dapat memengaruhi jalur seluler yang mengatur pertumbuhan sel kanker, menghambat proliferasi mereka dan bahkan memicu kematian sel terprogram (apoptosis) pada sel kanker tertentu. Jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan manfaat teh hijau meliputi kanker payudara, prostat, dan kolorektal.
Gunanya teh hijau jauh melampaui sekadar minuman pelepas dahaga. Mulai dari meningkatkan kesehatan jantung dan mendukung metabolisme hingga memberikan kejernihan mental, teh hijau adalah minuman fungsional yang kaya akan manfaat. Mengintegrasikan beberapa cangkir teh hijau ke dalam rutinitas harian Anda adalah cara yang lezat dan efektif untuk meningkatkan asupan antioksidan dan mendukung kesehatan Anda secara menyeluruh.