Panduan Lengkap Cara Pemeliharaan Ayam Broiler

Pemeliharaan ayam broiler, atau ayam pedaging, merupakan salah satu sektor peternakan yang paling diminati karena siklus panennya yang relatif singkat. Namun, untuk mencapai hasil optimal (bobot maksimal dalam waktu singkat dengan FCR terbaik), diperlukan manajemen pemeliharaan yang sangat terstruktur dan disiplin. Kesalahan kecil dalam manajemen dapat menyebabkan kerugian signifikan. Berikut adalah panduan mendalam mengenai cara pemeliharaan ayam broiler yang efektif.

Ayam Broiler Sehat

Representasi visual ayam broiler yang sehat.

1. Persiapan Kandang (Brooding)

Fase awal pemeliharaan, atau periode brooding, adalah yang paling kritis. Ayam sangat rentan terhadap perubahan suhu dan kelembaban.

A. Kepadatan dan Tata Letak

Pastikan kepadatan tidak melebihi standar (biasanya 10-12 ekor/m² untuk DOC awal). Tata letak harus memastikan akses merata terhadap pakan dan minum.

B. Pengaturan Suhu

Suhu ideal pada umur 1 hari (DOC) adalah sekitar 32-34°C. Suhu ini harus diturunkan secara bertahap sekitar 0,5°C per minggu hingga mencapai suhu lingkungan (sekitar 25-28°C) pada umur 3-4 minggu.

C. Litter (Alas Kandang)

Gunakan alas kandang dari sekam padi atau serbuk gergaji yang bersih, kering, dan memiliki daya serap tinggi. Ketinggian litter idealnya 5-10 cm. Litter yang basah adalah sumber utama penyakit dan masalah pernapasan.

2. Manajemen Pakan dan Air Minum

Pakan menyumbang 60-70% dari total biaya produksi. Kualitas pakan dan pemberian yang tepat sangat menentukan pertumbuhan.

A. Jenis Pakan Berdasarkan Fase

Ayam broiler membutuhkan formulasi pakan yang berbeda sesuai fase pertumbuhannya:

  1. Starter (0–21 hari): Protein tinggi (sekitar 22-24%) untuk pembentukan organ dan otot awal.
  2. Grower (22–35 hari): Protein sedikit diturunkan (sekitar 19-21%).
  3. Finisher (36 hari sampai panen): Protein sekitar 17-19%. Fokus pada penambahan bobot cepat.

B. Ketersediaan Air Minum

Air minum harus selalu tersedia 24 jam sehari dan memiliki kualitas sanitasi yang baik. Air kotor adalah jalur utama penularan bakteri seperti E. coli dan Salmonella.

Pada minggu pertama, pastikan ayam minum cukup. Dehidrasi sekecil apapun akan menghambat pertumbuhan harian (ADG).

3. Biosekuriti dan Kesehatan Ternak

Biosekuriti adalah kunci utama dalam beternak broiler komersial. Program kesehatan harus bersifat preventif, bukan kuratif.

A. Vaksinasi

Jadwal vaksinasi harus disesuaikan dengan program peternakan dan penyakit yang umum di wilayah tersebut. Vaksinasi rutin untuk Marek’s Disease (MD), Newcastle Disease (ND), dan Infectious Bursal Disease (IBD) biasanya wajib dilakukan.

B. Sanitasi dan Desinfeksi

Seluruh peralatan (tempat minum, tempat pakan, pemanas) harus dibersihkan secara rutin. Idealnya, seluruh kandang harus dikosongkan, dibersihkan total, disinfeksi menyeluruh, dan didiamkan (kosong kandang) minimal 14 hari sebelum memasukkan DOC baru (sistem All-In, All-Out).

C. Pengendalian Kualitas Udara

Ventilasi yang buruk menyebabkan penumpukan amonia, yang dapat merusak saluran pernapasan ayam, menurunkan nafsu makan, dan meningkatkan mortalitas. Pastikan sirkulasi udara berjalan baik, terutama pada kandang tertutup (closed house).

4. Monitoring dan Pencatatan

Pemeliharaan yang sukses didukung oleh data. Peternak harus mencatat indikator kinerja kunci (KPI) setiap hari.

Dengan penerapan manajemen yang teliti pada fase persiapan kandang, nutrisi, biosekuriti, dan pencatatan, potensi ayam broiler untuk mencapai berat panen dalam waktu cepat (sekitar 30-35 hari) dapat dimaksimalkan, menjadikan usaha peternakan lebih menguntungkan.

🏠 Homepage