Ilustrasi Pemberian Pakan yang Tepat
Pemberian pakan merupakan salah satu faktor paling krusial dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam pedaging. Efisiensi pakan sangat menentukan biaya operasional, karena pakan menyumbang hingga 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, memahami cara pemberian pakan ayam pedaging yang tepat, mulai dari jenis pakan, jadwal, hingga manajemen tempat pakan, adalah mutlak diperlukan.
1. Pemilihan Jenis Pakan Sesuai Fase Pertumbuhan
Ayam pedaging (Broiler) memiliki kebutuhan nutrisi yang berubah seiring bertambahnya usia. Pemberian pakan yang tidak sesuai fase dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat atau bahkan masalah kesehatan. Umumnya, pakan dibagi menjadi tiga fase utama:
Fase Starter (0–21 Hari)
Pada fase ini, ayam sangat membutuhkan protein tinggi (sekitar 22–24%) untuk pembentukan organ dan massa otot awal. Pakan starter biasanya berbentuk remah (crumble) agar mudah dicerna oleh DOC (Day Old Chick). Ketersediaan pakan harus 24 jam penuh.
Fase Grower (22–35 Hari)
Kebutuhan protein mulai sedikit diturunkan (sekitar 18–20%). Fase ini fokus pada peningkatan berat badan yang cepat. Pemberian pakan harus dijaga kualitasnya untuk memaksimalkan konversi pakan.
Fase Finisher (36 Hari hingga Panen)
Pada fase akhir ini, fokus bergeser pada pembentukan daging akhir dan lemak. Kandungan protein dikurangi lagi (sekitar 16–18%). Pakan finisher sering kali berbentuk pelet utuh. Pemberian pada fase ini sangat memengaruhi bobot potong akhir.
2. Manajemen Tempat Pakan (Feeder Management)
Tempat pakan (feeder) harus dikelola dengan baik untuk mencegah pemborosan pakan (feed waste) dan menjaga kebersihan. Kebersihan tempat pakan berhubungan langsung dengan pencegahan penyakit.
- Ketinggian Tempat Pakan: Ketinggian harus disesuaikan dengan punggung ayam. Idealnya, bibir tempat pakan sejajar dengan punggung ayam. Hal ini memaksa ayam makan dalam posisi yang nyaman dan mengurangi pakan yang terbuang karena tersenggol.
- Kapasitas dan Jarak: Pastikan jumlah tempat pakan memadai sesuai kepadatan populasi. Jarak antar tempat pakan harus cukup agar tidak terjadi kompetisi berlebihan, yang bisa menyebabkan ayam yang lebih kecil terdesak.
- Pengisian Pakan: Jangan mengisi tempat pakan terlalu penuh (melebihi sepertiga kapasitas tempat pakan). Pengisian berlebihan menyebabkan pakan mudah tumpah dan terinjak oleh ayam, yang kemudian menjadi sumber kontaminasi bakteri.
- Pembersihan Rutin: Lakukan pembersihan tempat pakan harian untuk menghilangkan sisa pakan basah atau kotoran yang menempel.
3. Jadwal dan Frekuensi Pemberian Pakan
Berbeda dengan unggas petelur, ayam pedaging membutuhkan suplai pakan yang hampir konstan, terutama pada usia dini. Manajemen jadwal sangat penting untuk mencapai FCR (Feed Conversion Ratio) terbaik.
Pada masa starter, prinsipnya adalah Ad Libitum (sesuai keinginan ayam) sepanjang waktu. Ayam harus selalu menemukan pakan di tempatnya.
Seiring bertambahnya usia, frekuensi pengontrolan dan pengisian ulang harus lebih intensif. Meskipun ayam pedaging umumnya diberi pakan bebas, peternak yang ingin mengontrol laju pertumbuhan atau mengantisipasi cuaca panas dapat menerapkan interval pemberian:
- Pagi buta (sebelum matahari terbit).
- Siang hari (saat ayam paling aktif).
- Sore hari (beberapa jam sebelum ayam mulai mengurangi aktivitas karena malam hari).
Pengontrolan yang paling penting adalah memastikan bahwa selama 24 jam, ayam tidak pernah mengalami defisit pakan yang signifikan, terutama pada fase-fase krusial penambahan berat badan.
4. Kualitas dan Manajemen Air Minum
Air minum sering diabaikan padahal kontribusinya sangat besar. Ayam membutuhkan air bersih dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada pakan (rasio air terhadap pakan sekitar 2:1 hingga 3:1 berat). Dehidrasi sekecil apapun akan langsung menghambat nafsu makan dan pertumbuhan.
- Ketersediaan: Pastikan tempat minum selalu tersedia penuh, terutama saat cuaca panas.
- Kualitas Air: Air harus bersih, tidak berbau, dan bebas dari kontaminan bakteri. Lakukan pengecekan rutin pada nipple drinker atau tempat minum terbuka.
- Suhu Air: Air yang terlalu panas dapat menyebabkan ayam enggan minum. Sediakan air pada suhu yang nyaman (tidak dingin membeku dan tidak terlalu hangat).
5. Pemantauan dan Penyesuaian
Pemberian pakan bukanlah proses sekali jalan. Peternak harus aktif memantau respons ayam. Perhatikan konsumsi pakan harian dan bandingkan dengan standar performa (misalnya standar Cobb atau Ross). Jika konsumsi pakan di bawah standar, peternak perlu mengevaluasi:
- Apakah ada masalah pada kualitas pakan (bau tengik, apek)?
- Apakah ada penyakit yang menyerang?
- Apakah suhu lingkungan terlalu ekstrem (panas atau dingin)?
Dengan manajemen pakan yang terstruktur dan disiplin, peternakan ayam pedaging akan mencapai potensi pertumbuhan maksimal dengan biaya yang terkontrol.