Memelihara ayam petelur memang menyenangkan, terutama ketika hasilnya melimpah. Namun, seringkali peternak pemula mengalami kendala karena ayam tidak kunjung bertelur atau produksinya menurun drastis. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dibutuhkan perhatian khusus pada nutrisi, lingkungan, dan manajemen kesehatan ayam.
Meningkatkan kecepatan bertelur bukan hanya soal keberuntungan, melainkan hasil dari penerapan manajemen peternakan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah efektif yang bisa Anda terapkan agar ayam segera produktif.
1. Nutrisi Adalah Kunci Utama
Nutrisi yang seimbang adalah faktor paling menentukan dalam siklus reproduksi ayam. Ayam yang kekurangan energi, protein, atau mineral tidak akan mampu memproduksi telur secara optimal.
Pemberian Pakan Berkualitas: Gunakan pakan komersial yang diformulasikan khusus untuk ayam petelur (biasanya fase layer). Pastikan kandungan kalsium (Ca) di atas 3,5% karena kalsium sangat vital untuk pembentukan cangkang telur.
Suplemen Mineral dan Vitamin: Tambahkan suplemen yang mengandung Vitamin D3 (untuk penyerapan kalsium), Vitamin B kompleks, dan mineral lain seperti Fosfor. Kekurangan Vitamin D3 akan menyebabkan cangkang telur tipis atau bahkan tidak bertelur.
Akses Air Bersih Tanpa Batas: Dehidrasi dapat menghentikan produksi telur seketika. Pastikan air minum selalu tersedia, bersih, dan segar sepanjang waktu.
Pemberian Grit (Kerikil Kasar): Grit sangat penting untuk membantu pencernaan. Tanpa grit, pakan tidak akan tercerna sempurna, dan nutrisi yang diserap ayam menjadi minim.
2. Manajemen Lingkungan yang Nyaman
Stres lingkungan adalah musuh utama produksi telur. Ayam yang stres cenderung menahan diri untuk bertelur.
Pencahayaan yang Cukup: Intensitas cahaya adalah pemicu hormonal utama. Ayam petelur membutuhkan minimal 14 hingga 16 jam cahaya per hari. Jika Anda memelihara di kandang tertutup, gunakan lampu dengan intensitas yang memadai (sekitar 10-20 lux di area pakan). Mulailah menambah durasi cahaya secara bertahap setelah ayam memasuki masa siap bertelur (biasanya di usia 16-18 minggu).
Ventilasi Optimal: Pastikan sirkulasi udara baik untuk menghindari penumpukan gas amonia atau kelembaban tinggi. Ayam harus merasa sejuk namun tidak kedinginan.
Kepadatan Kandang Terkontrol: Jangan biarkan kandang terlalu padat. Kepadatan berlebih meningkatkan stres termal dan kompetisi pakan. Idealnya, sediakan ruang yang cukup agar setiap ayam dapat bergerak bebas.
3. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Ayam yang sakit, meskipun gejalanya ringan, akan memprioritaskan pemulihan tubuh daripada produksi telur.
Program Vaksinasi Rutin: Ikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan untuk mencegah penyakit seperti Newcastle Disease (ND) dan Gumboro yang bisa mengganggu sistem reproduksi.
Cacing dan Parasit: Lakukan pengobatan cacing (deworming) secara berkala. Parasit menggerogoti nutrisi yang seharusnya digunakan untuk membentuk telur.
Observasi Harian: Perhatikan perilaku ayam setiap hari. Ayam yang lesu, nafsu makan menurun, atau kotorannya berubah drastis perlu segera diisolasi dan diperiksa.
4. Usia dan Seleksi Induk
Tidak semua ayam siap bertelur pada waktu yang sama, dan tidak semua ayam akan produktif sepanjang waktu.
Pastikan ayam yang Anda pelihara adalah galur (strain) ayam petelur yang memang dikembangbiakkan untuk produksi tinggi, bukan ayam kampung biasa jika target utama adalah kuantitas. Ayam mulai aktif bertelur biasanya antara usia 5 hingga 6 bulan, tergantung strain.
Jika produksi menurun pada ayam yang sudah tua (di atas 1,5 tahun), pertimbangkan untuk melakukan afkir (mengeluarkan) ayam yang tidak produktif dan menggantinya dengan DOC (Day Old Chick) baru. Ayam yang sudah tua energinya habis untuk mempertahankan hidup, bukan lagi untuk menghasilkan telur.
Dengan menerapkan manajemen nutrisi yang ketat, memastikan kenyamanan lingkungan terutama durasi pencahayaan, serta menjaga kesehatan, Anda dapat memaksimalkan potensi ayam Anda sehingga mereka bisa berproduksi dengan cepat dan stabil.