Memelihara ayam petelur membutuhkan kesabaran, namun hasil yang maksimal tergantung pada bagaimana kita mengelola indukan ayam. Target utama setiap peternak adalah memastikan cara indukan ayam cepat bertelur diterapkan dengan benar. Peningkatan produksi telur tidak hanya dipengaruhi oleh genetik, tetapi sangat bergantung pada manajemen pakan, lingkungan, dan kesehatan.
Pemberian pakan yang tepat merupakan 70% penentu keberhasilan produksi telur. Indukan yang kekurangan nutrisi, terutama protein dan kalsium, akan kesulitan memproduksi telur berkualitas atau bahkan berhenti bertelur.
Kalsium sangat vital untuk pembentukan cangkang telur. Kekurangan kalsium menyebabkan telur tipis, lembek, atau bahkan tidak bercangkang. Pastikan pakan komersial mengandung minimal 3,5% hingga 4,5% kalsium saat masa puncak produksi. Selain dari pakan utama, Anda bisa menambahkan suplemen kalsium seperti kulit kerang giling (grit) yang diletakkan terpisah agar ayam bisa mengambil sesuai kebutuhan.
Ayam membutuhkan energi tinggi untuk proses pembentukan sel telur dan protein yang cukup (sekitar 16% hingga 18%) untuk komponen isi telur. Energi yang rendah akan membuat ayam menggunakan cadangan tubuhnya, sehingga produksi menurun drastis. Hindari perubahan mendadak dalam jenis pakan karena ini sering memicu stres dan penurunan produksi.
Stres lingkungan adalah musuh utama produksi telur. Lingkungan yang tenang, nyaman, dan higienis sangat mendukung cara indukan ayam cepat bertelur.
Suhu ideal bagi ayam petelur berkisar antara 20°C hingga 25°C. Suhu terlalu panas (di atas 30°C) atau terlalu dingin dapat mengganggu fungsi reproduksi. Pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik untuk membuang amonia dan menjaga sirkulasi udara bersih.
Kepadatan berlebih menyebabkan kompetisi pakan dan air minum, serta meningkatkan stres. Idealnya, sediakan ruang minimal 0.4 meter persegi per ekor untuk ayam ras petelur. Kandang yang terlalu padat juga meningkatkan risiko penularan penyakit.
Air minum harus selalu tersedia, bersih, dan segar. Ayam minum jauh lebih banyak daripada makan, terutama saat cuaca panas. Dehidrasi sekecil apa pun akan langsung menurunkan nafsu makan dan berakibat pada penurunan produksi telur dalam 24 jam.
Perhatikan kualitas air. Air yang keruh atau terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan diare dan gangguan pencernaan, yang otomatis mengalihkan energi tubuh dari produksi telur ke pemulihan kesehatan.
Ilustrasi ayam sehat pendukung produksi.
Salah satu faktor non-nutrisi paling signifikan dalam memicu cara indukan ayam cepat bertelur adalah durasi pencahayaan. Ayam petelur memerlukan stimulasi cahaya untuk mengaktifkan hormon reproduksi.
Secara umum, ayam harus menerima minimal 14 hingga 16 jam cahaya per hari. Jika intensitas cahaya alami di kandang kurang, suplementasi cahaya buatan harus dilakukan, terutama pada pagi hari sebelum matahari terbit atau di sore hari. Intensitas cahaya tidak boleh terlalu terang, cukup untuk melihat pakan dan minum dengan jelas.
Ayam yang sedang sakit atau dalam masa pemulihan tidak akan memprioritaskan produksi telur. Program vaksinasi yang ketat dan menjaga biosekuriti adalah fondasi. Segera isolasi ayam yang menunjukkan gejala lesu, penurunan nafsu makan, atau perubahan warna kotoran.
Selain vaksin, pemberian vitamin seperti Vitamin E dan C secara berkala, terutama saat ayam mengalami fluktuasi suhu atau stres transportasi, dapat menjaga kondisi fisiologis mereka tetap prima untuk bertelur.
Pastikan ayam yang Anda pelihara sudah mencapai umur siap bertelur (biasanya sekitar 16-20 minggu tergantung jenisnya). Memberikan waktu istirahat (mencekam) bagi ayam yang sudah tua juga penting untuk meregenerasi sistem reproduksinya sebelum memasuki periode produksi berikutnya.
Menerapkan manajemen yang terstruktur, mulai dari nutrisi optimal, lingkungan bebas stres, hingga program pencahayaan yang tepat, akan mempercepat waktu yang dibutuhkan indukan untuk kembali produktif. Fokus pada konsistensi adalah kunci sukses dalam beternak ayam petelur.