Ayam petelur yang telah mencapai batas usia produktifnya atau mengalami penurunan produksi drastis sering kali disebut sebagai ayam afkir. Wajar jika produktivitas telur menurun setelah mencapai usia puncaknya, biasanya sekitar 18 hingga 24 bulan. Namun, banyak peternak yang masih memiliki harapan dan mencari cara ayam petelur afkir bisa bertelur kembali. Meskipun tidak ada jaminan 100%, dengan perawatan intensif dan penyesuaian nutrisi, dimungkinkan untuk sedikit meningkatkan produksi telur dari ayam-ayam ini.
Memahami Penyebab Ayam Afkir Berhenti Bertelur
Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami mengapa ayam berhenti bertelur. Faktor utamanya adalah usia. Secara biologis, setelah periode puncak produksi, organ reproduksi ayam mulai mengalami degenerasi. Faktor lain meliputi stres lingkungan, nutrisi yang kurang memadai, penyakit, atau musim yang tidak mendukung.
Strategi Mengatasi Ayam Afkir: Langkah Pemulihan
Untuk memulihkan produksi telur pada ayam petelur afkir, dibutuhkan pendekatan multi-aspek yang berfokus pada nutrisi, lingkungan, dan kesehatan. Ini bukanlah proses instan, melainkan investasi waktu dan sumber daya.
1. Perbaikan Nutrisi yang Signifikan
Ayam yang sudah tua memerlukan nutrisi berbeda dibandingkan ayam muda. Fokus utama adalah pada protein, kalsium, dan vitamin.
- Peningkatan Protein: Berikan pakan dengan kadar protein lebih tinggi, sekitar 18-20%. Protein esensial untuk pembentukan sel telur.
- Suplementasi Kalsium: Kalsium sangat vital untuk kualitas cangkang. Sediakan grit kalsium terpisah atau campurkan tepung cangkang tiram ke dalam pakan harian.
- Vitamin dan Mineral: Tambahkan multivitamin yang mengandung Vitamin D (untuk penyerapan kalsium) dan Vitamin B kompleks.
2. Manajemen Lingkungan yang Optimal
Stres adalah pembunuh produksi telur. Pastikan lingkungan mereka tenang dan nyaman.
- Suhu dan Ventilasi: Jaga suhu kandang tetap stabil, hindari panas berlebih atau terlalu dingin. Ventilasi yang baik penting untuk membuang amonia.
- Pencahayaan (Lampu): Ayam membutuhkan setidaknya 14-16 jam cahaya per hari untuk merangsang produksi hormon telur. Jika ayam ditempatkan di kandang tertutup, gunakan lampu tambahan dengan intensitas yang cukup.
- Area Istirahat yang Nyaman: Pastikan tempat bertengger (perch) tersedia dan bersih, serta area minum dan makan mudah diakses tanpa berebut.
3. Pengurangan Stres dan Penanganan
Ayam afkir cenderung lebih sensitif terhadap gangguan. Perlakukan mereka dengan lembut.
- Kurangi interaksi fisik yang tidak perlu.
- Pisahkan ayam yang tampak sakit atau lemah dari kelompok utama untuk pengamatan.
- Hindari perubahan pakan yang mendadak. Lakukan transisi secara bertahap selama seminggu.
4. Pemeriksaan Kesehatan dan Pemberian Obat Herbal
Penyakit subklinis bisa menurunkan produksi telur tanpa menunjukkan gejala yang jelas. Vaksinasi rutin sangat penting.
Beberapa peternak menggunakan ramuan herbal untuk meningkatkan vitalitas ayam tua. Contohnya adalah jamu yang mengandung kunyit, jahe, dan temu kunci, yang berfungsi sebagai imunostimulan alami.
Kesabaran adalah Kunci
Menerapkan cara ayam petelur afkir bisa bertelur kembali membutuhkan kesabaran. Jika ayam sudah sangat tua (di atas 30 bulan) dan kondisi fisiknya menurun drastis, kemungkinan besar pemulihan total tidak akan tercapai. Pada titik ini, keputusan untuk menjual atau memotong hewan tersebut mungkin lebih ekonomis daripada terus mengeluarkan biaya pakan dengan hasil yang sangat minim.
Namun, jika ayam baru saja memasuki fase afkir (misalnya, usia 20-22 bulan) dan Anda memberikan perawatan intensif sesuai panduan di atas, Anda mungkin dapat 'memanen' beberapa lusin telur lagi sebelum mereka benar-benar pensiun. Perhatikan respons mereka terhadap perubahan pakan dan lingkungan selama 4-6 minggu pertama.