Rijalul Ansor merupakan salah satu sayap kepemudaan dari Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki peran penting dalam menjaga tradisi keagamaan dan nilai-nilai Aswaja. Salah satu aspek fundamental dalam kegiatan mereka adalah pembacaan wirid, shalawat, dan doa-doa yang dikenal sebagai bacaan rijalul ansor. Bacaan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sarana penguatan spiritual, tali silaturahmi antar anggota, dan memohon keberkahan dalam setiap langkah perjuangan organisasi.
Secara umum, materi bacaan yang dibaca oleh Rijalul Ansor sering kali bersumber dari tradisi pesantren yang kaya akan sanad dan ijazah. Ini mencakup pembacaan ratib seperti Ratib Al-Haddad atau Al-Attas, shalawat Nabi yang populer, tahlil, serta istighosah. Konsistensi dalam mengamalkan bacaan ini dipercaya dapat membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menanamkan semangat persaudaraan yang kokoh, sejalan dengan moto NU.
Mengapa bacaan ini begitu ditekankan dalam struktur Rijalul Ansor? Jawabannya terletak pada fungsi-fungsi praktis dan spiritualnya. Pertama, sebagai perekat sosial. Ketika anggota berkumpul, membaca wirid secara berjamaah menciptakan frekuensi spiritual yang sama, menghilangkan sekat status sosial, dan menumbuhkan rasa persatuan yang mendalam. Kedua, pembacaan ini berfungsi sebagai benteng spiritual. Di tengah tantangan zaman yang semakin modern dan terkadang melupakan akar nilai, amalan rutin ini menjadi jangkar agar anggota tetap teguh pada prinsip Ahlussunnah Wal Jama'ah.
Dampak dari rutinitas ini sangat terasa dalam pembentukan karakter. Anggota yang rajin membaca bacaan rijalul ansor diharapkan memiliki kesabaran lebih, kerendahan hati, dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap lingkungannya. Mereka dilatih untuk tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara spiritualāsebuah kombinasi ideal bagi pemuda Islam yang ingin berkhidmat di tengah masyarakat.
Meskipun setiap Pimpinan Cabang atau Anak Cabang mungkin memiliki variasi kecil sesuai dengan ijazah dari Mursyid setempat, terdapat beberapa jenis bacaan inti yang hampir selalu ada dalam agenda rutin Rijalul Ansor:
Penting untuk dicatat bahwa dalam konteks Rijalul Ansor, bacaan ini seringkali dilakukan setelah atau sebelum kegiatan fisik seperti patroli keamanan lingkungan atau bakti sosial. Ini menunjukkan bahwa antara amal lahiriah (pelayanan sosial) dan amal batiniah (spiritualitas) harus berjalan seiring dan tidak terpisahkan.
Di era serba digital ini, tantangan terbesar adalah menjaga kontinuitas amalan di tengah distraksi. Membawa materi bacaan rijalul ansor dalam format digital, misalnya melalui aplikasi atau panduan online, memang memudahkan akses, namun esensi dari pengamalan berjamaah tidak boleh hilang. Keberkahan seringkali terletak pada kebersamaan fisik saat melafalkan ayat dan kalimat suci tersebut.
Oleh karena itu, para pemimpin Rijalul Ansor terus berupaya mengintegrasikan tradisi amalan ini dengan perkembangan zaman. Tujuannya tunggal: memastikan bahwa setiap anggota, dari Sabang sampai Merauke, tetap terikat pada tali spiritual yang sama yang telah ditenun oleh para ulama terdahulu. Dengan menjaga tradisi bacaan ini, Rijalul Ansor tidak hanya menjadi organisasi pemuda, tetapi juga garda terdepan penjaga spiritualitas Nusantara yang berlandaskan Islam wasathiyah. Mengamalkan bacaan ini adalah wujud nyata ketaatan dan bakti kepada agama, bangsa, dan Nahdlatul Ulama.