Sholat adalah tiang agama Islam. Kewajiban ini ditekankan berulang kali dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Melaksanakannya tepat waktu adalah tanda keimanan seorang hamba kepada Tuhannya. Namun, bagaimana konsekuensi bagi mereka yang dengan sengaja dan terus-menerus mengabaikan perintah agung ini? Jawaban tegas dari sumber-sumber keagamaan menunjukkan bahwa meninggalkan sholat adalah dosa besar yang membawa konsekuensi serius, baik di dunia maupun di akhirat.
Ilustrasi peringatan tentang konsekuensi meninggalkan sholat.
Kesesatan Spiritual yang Nyata
Dalam Islam, sholat bukan sekadar ritual, melainkan tali penghubung langsung antara seorang hamba dengan Allah SWT. Meninggalkannya berarti memutus tali tersebut. Para ulama sepakat bahwa hukum bagi orang yang meninggalkan sholat fardhu karena kemalasan (bukan karena lupa atau ketidaksengajaan) adalah dosa besar. Bahkan, sebagian ulama menganggap orang yang meninggalkan sholat secara total telah keluar dari lingkaran Islam (murtad).
Azab pertama yang paling nyata adalah hilangnya ketenangan batin. Sholat membawa ketentraman, sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Mereka yang meninggalkan sholat seringkali merasakan kegelisahan, kekosongan, dan kesulitan menemukan kedamaian dalam hidupnya, meskipun secara materi tampak berkecukupan.
Penyiksaan di Alam Kubur
Peringatan tentang azab tidak berhenti di dunia. Ketika seseorang meninggal dunia, azab yang menantinya di alam kubur bagi orang yang lalai sholat sangat mengerikan. Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan betapa beratnya siksaan tersebut. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya merangkum berbagai riwayat yang menggambarkan bahwa siksa kubur bagi mereka yang mengabaikan sholat jauh lebih berat daripada siksa kubur bagi pelaku dosa lainnya.
Dikatakan bahwa roh mereka akan disiksa sesuai dengan beratnya kelalaian mereka. Kesulitan saat proses pencabutan nyawa juga disinyalir akan dialami oleh mereka yang selama hidupnya acuh tak acuh terhadap panggilan Allah.
Azab di Hari Kiamat
Hari perhitungan adalah puncak dari segala pertanggungjawaban. Di hari tersebut, sholat menjadi amalan pertama yang dihisab. Rasulullah SAW bersabda bahwa jika sholat seseorang baik, maka seluruh amalnya akan baik. Sebaliknya, jika sholatnya rusak, maka amalnya pun akan rusak.
Bagi mereka yang meninggalkan sholat, mereka akan menghadapi berbagai bentuk siksaan di padang Mahsyar. Salah satu gambaran azab yang disebutkan adalah dipaksa merasakan kembali rasa sakit dan dinginnya meninggalkan sholat. Bahkan, terdapat narasi bahwa mereka akan dihadapkan pada sosok yang paling dibenci di hadapan Allah.
Pintu Neraka Jahanam
Konsekuensi terberat adalah dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. Al-Qur'an secara eksplisit menyebutkan kelompok penghuni neraka yang salah satunya adalah mereka yang meninggalkan sholat. Allah SWT berfirman dalam Surah Maryam ayat 59: "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan syahwatnya, maka mereka kelak akan melÉmparkan Ghayya (lembah di neraka)."
Ghayya sendiri ditafsirkan sebagai lembah yang sangat dalam di neraka, penuh dengan cairan panas dan bara api yang menyengsarakan. Meninggalkan sholat menunjukkan penolakan terhadap hukum Allah, dan balasan bagi penolakan tersebut adalah tempat yang kekal di siksa.
Peluang Taubat Sebelum Terlambat
Meskipun demikian, pintu rahmat Allah SWT selalu terbuka luas selama nyawa masih berada di tenggorokan. Peringatan tentang azab ini sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah agar hamba-Nya kembali ke jalan yang benar. Jika seseorang menyadari kelalaiannya dan segera bertaubat dengan sungguh-sungguh (tawbatun nasuha), menyesali perbuatannya, bertekad kuat tidak mengulanginya, dan segera mengqadha sholat yang terlewat (sesuai pandangan mayoritas ulama), maka rahmat Allah jauh lebih besar daripada murka-Nya.
Setiap detik adalah kesempatan untuk kembali bersujud. Jangan biarkan kesibukan duniawi menumpulkan kesadaran kita akan kewajiban fundamental ini. Mengingat azab yang dijanjikan seharusnya menjadi motivasi terkuat untuk memprioritaskan sholat lima waktu, sebab di dalamnya terdapat kunci kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.