Memelihara ayam petelur seharusnya membawa kebahagiaan berupa pasokan telur segar setiap pagi. Namun, seringkali peternak dihadapkan pada situasi yang membuat frustrasi: ayam yang tampak sehat, namun produksi telurnya menurun drastis atau bahkan berhenti total. Fenomena "ayam tidak mau bertelur" ini bukan sekadar masalah sepele; ini adalah indikator adanya ketidakseimbangan dalam manajemen pemeliharaan, nutrisi, atau lingkungan.
Memahami akar permasalahannya adalah langkah pertama untuk mengembalikan produktivitas kandang Anda. Ada banyak faktor yang bisa memicu kemandekan produksi telur ini, mulai dari usia ayam, kualitas pakan, stres lingkungan, hingga masalah kesehatan.
Produksi telur adalah proses biologis yang membutuhkan energi dan nutrisi tinggi. Gangguan sekecil apa pun dapat menghentikan siklus reproduksi ayam. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Setiap ayam memiliki masa produktif terbaiknya. Ayam petelur komersial biasanya mencapai puncak produksi antara usia 6 hingga 12 bulan. Setelah melewati masa puncak tersebut, laju produksi akan menurun secara alami. Jika ayam Anda sudah memasuki usia senja (di atas 1,5 tahun) dan produksi turun, itu adalah hal yang wajar. Namun, jika ayam muda yang berhenti, maka penyebabnya adalah faktor lain.
Pakan adalah fondasi utama produksi telur. Ayam petelur membutuhkan rasio nutrisi yang sangat spesifik, terutama kalsium (Ca), protein, dan energi. Kekurangan kalsium sangat sering menjadi biang keladi. Tanpa kalsium yang cukup, ayam tidak dapat membentuk cangkang telur yang kuat, dan tubuhnya akan berusaha menghemat kalsium dengan menghentikan pembentukan telur secara keseluruhan. Pastikan pakan memiliki kandungan protein minimal 16-18% dan suplemen kalsium yang memadai, seringkali melalui penambahan grit kalsium terpisah.
Ayam sangat sensitif terhadap perubahan. Stres adalah pembunuh produktivitas yang diam-diam. Faktor stres meliputi:
Infeksi penyakit, bahkan yang ringan, dapat mengalihkan energi ayam dari produksi telur menjadi pertahanan tubuh. Penyakit pernapasan kronis (CRD), koksidiosis, atau cacingan seringkali menyebabkan penurunan drastis. Perhatikan gejala lain seperti lesu, kotoran yang tidak normal, atau penurunan nafsu makan.
Jika Anda telah mengidentifikasi potensi masalahnya, berikut adalah langkah-langkah korektif yang bisa segera Anda terapkan:
Memahami ayam Anda adalah kunci sukses beternak. Ayam yang berhenti bertelur adalah ayam yang sedang memberi sinyal bahwa ada kebutuhan dasar mereka yang belum terpenuhi. Dengan observasi cermat dan penyesuaian manajemen yang tepat, produktivitas mereka akan kembali seperti semula.