Peternakan ayam merupakan salah satu tulang punggung industri peternakan di banyak negara, termasuk Indonesia. Secara umum, ayam ternak dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan tujuan produksinya: ayam pedaging (untuk daging) dan ayam petelur (untuk telur). Meskipun keduanya berasal dari spesies yang sama (Gallus gallus domesticus), perbedaan genetik, manajemen pemeliharaan, dan nutrisi sangat signifikan.
Representasi visual sederhana antara ayam pedaging dan petelur.
Ayam pedaging, atau yang lebih dikenal dengan istilah broiler, dikembangbiakkan secara intensif untuk mencapai bobot potong yang optimal dalam waktu sesingkat mungkin. Keunggulan utama mereka adalah tingkat konversi pakan yang efisien (FCR rendah) dan kecepatan pertumbuhan yang luar biasa, seringkali siap panen dalam rentang 30 hingga 40 hari.
Pengelolaan ayam pedaging sangat berorientasi pada hasil panen massal. Kesehatan ternak harus dipantau setiap saat karena kepadatan kandang yang tinggi meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Program vaksinasi dan biosekuriti menjadi prioritas utama dalam budidaya broiler.
Berbeda dengan pedaging, ayam petelur dikembangbiakkan untuk mencapai puncak produksi telur. Ayam petelur modern mulai bertelur sekitar usia 18-20 minggu dan dipelihara hingga mereka mencapai batas akhir produktifnya.
Ada dua tipe utama ayam petelur yang umum dibudidayakan:
Kualitas telur, termasuk warna kuning telur dan ketebalan cangkang, sangat dipengaruhi oleh nutrisi pakan yang diberikan. Walaupun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pedaging, ayam petelur membutuhkan manajemen pencahayaan yang terstruktur untuk merangsang periode bertelur yang maksimal.
Meskipun kedua jenis ayam membutuhkan kandang dan perawatan dasar, kebutuhan spesifik mereka sangat berbeda:
Ayam pedaging membutuhkan pakan dengan persentase protein yang sangat tinggi (sekitar 21-24%) di fase awal. Sementara itu, ayam petelur memerlukan kalsium yang cukup (hingga 4%) saat fase puncak produksi untuk memastikan cangkang telur kuat dan tidak mudah pecah.
Ayam pedaging seringkali dipelihara di sistem broiler tertutup (closed house) dengan kontrol suhu otomatis. Ayam petelur, terutama jenis brown layer, sering dipelihara di sistem baterai atau postal, di mana kepadatan populasi lebih diatur untuk efisiensi ruang dan kemudahan pengambilan telur.
Peternak ayam pedaging mengukur keberhasilan berdasarkan efisiensi pakan dan cepatnya waktu panen. Sebaliknya, peternak ayam petelur mengukur keberhasilan melalui persentase daya tetas harian (Hen Day Production) dan kualitas telur yang dihasilkan.
Memahami perbedaan mendasar antara ayam pedaging dan petelur adalah langkah pertama yang krusial bagi siapa pun yang ingin terjun dalam bisnis unggas. Pemilihan jenis ayam harus didasarkan pada tujuan pasar, modal yang tersedia, serta kesiapan manajemen peternakan.