Benarkah Ayam Pedaging Bisa Bertelur? Mengupas Mitos

Dalam dunia peternakan, terdapat perdebatan dan pertanyaan yang sering muncul di kalangan penghobi maupun peternak pemula: apakah ayam pedaging bisa bertelur? Pertanyaan ini seringkali muncul karena adanya kesalahpahaman mengenai tujuan pemuliaan (breeding) berbagai jenis ayam komersial. Jawaban singkatnya mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, namun secara ilmiah dan biologis, jawabannya cenderung tegas: ayam pedaging (Broiler) tidak dirancang untuk bertelur secara signifikan.

AYAM PEDAGING (Fokus Daging) AYAM PETELUR (Fokus Telur)

Ilustrasi perbedaan fokus pemuliaan antara Ayam Pedaging dan Ayam Petelur.

Pemuliaan Genetik: Tujuan Utama Ayam Pedaging

Ayam pedaging modern, yang sering disebut ayam Broiler (berasal dari bahasa Inggris 'broil' yang berarti memanggang atau membakar), merupakan hasil dari seleksi genetik intensif selama beberapa dekade. Tujuan utama pemuliaan ini adalah memaksimalkan laju pertumbuhan massa otot (daging) dalam waktu secepat mungkin, dengan efisiensi pakan setinggi mungkin. Mereka dikembangbiakkan agar memiliki rasio konversi pakan yang unggul dan postur tubuh yang sangat berisi.

Fokus pada pertumbuhan daging ini secara genetik bertentangan dengan kebutuhan untuk menghasilkan telur. Ayam yang dialokasikan energinya untuk membangun otot besar tidak dapat mengalokasikan energi yang cukup untuk sistem reproduksi, terutama produksi telur yang membutuhkan cadangan nutrisi sangat besar. Akibatnya, ayam pedaging memiliki hormon pertumbuhan yang mendominasi dan sistem reproduksi yang terhambat.

Perbedaan Fisiologis yang Mencolok

Secara fisiologis, ada perbedaan mendasar yang menjelaskan mengapa ayam pedaging tidak produktif dalam bertelur. Ayam petelur (Layer) dikembangkan untuk mencapai kematangan seksual relatif cepat (sekitar 16-20 minggu) dan memiliki kemampuan menghasilkan satu telur hampir setiap hari. Sebaliknya, ayam pedaging biasanya mencapai bobot panen ideal mereka pada usia sekitar 5 hingga 7 minggu.

Pada usia di mana ayam petelur mulai bertelur secara teratur, ayam pedaging sudah memiliki beban tubuh yang sangat besar. Beban ini seringkali menyebabkan masalah kesehatan, seperti kesulitan bergerak atau tekanan pada organ internal, termasuk ovarium dan oviduk. Jika mereka mengalami siklus bertelur, jumlahnya sangat sedikit, mungkin hanya beberapa butir sepanjang masa hidupnya, dan kualitas cangkangnya seringkali buruk karena tubuh mereka lebih memprioritaskan massa otot daripada kalsium untuk cangkang telur.

Bagaimana dengan Ayam Jantan dan Betina?

Penting untuk dicatat bahwa, sama seperti ayam lainnya, hanya ayam betina yang bisa bertelur. Ayam jantan (Broiler jantan) tentu saja tidak akan pernah bertelur. Namun, bahkan ayam betina dari galur pedaging murni sangat jarang menunjukkan sifat bertelur yang ekonomis.

Seringkali, kebingungan timbul karena adanya persilangan ayam (crossing) atau ayam kampung yang memiliki sifat dwiguna (daging dan telur). Ayam kampung atau ayam ras petelur yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi kadang-kadang bisa sedikit menambah bobot badannya, namun ini berbeda total dengan ayam pedaging komersial yang tujuannya murni untuk mencapai bobot maksimal dalam waktu singkat.

Kesimpulan: Memilih Ternak Sesuai Tujuan

Intinya, mitos bahwa ayam pedaging bisa bertelur banyak adalah tidak benar. Mereka adalah mesin penghasil daging yang sangat efisien karena seleksi genetik yang ketat. Jika tujuan peternakan Anda adalah produksi telur harian, Anda harus memilih galur ayam petelur (seperti Leghorn, Lohmann Brown, atau Isa Brown). Jika tujuannya adalah daging, Broiler adalah pilihan yang tepat. Mencoba membuat ayam pedaging bertelur secara rutin sama saja dengan melawan hasil pemuliaan puluhan tahun, yang hampir pasti tidak akan berhasil secara komersial.

Memahami perbedaan genetik ini sangat krusial agar peternak dapat mengalokasikan sumber daya (pakan, kandang, dan waktu) dengan tepat sasaran, memastikan produktivitas maksimal sesuai dengan harapan bisnis peternakan yang dijalankan.

🏠 Homepage