Dalam dunia peternakan unggas skala kecil hingga menengah di Indonesia, jenis ayam kampung unggul (KUB) telah menjadi primadona. Keunggulan utama yang dicari peternak adalah kemampuan produksi telur yang tinggi dibandingkan ayam kampung biasa. Namun, mencapai potensi maksimal ayam ayam kub bertelur secara konsisten bukanlah proses yang terjadi secara otomatis. Ini memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan nutrisi, manajemen kandang, dan kesehatan ternak secara keseluruhan.
Memahami Karakteristik Ayam KUB
Ayam KUB dikembangkan melalui program pemuliaan intensif untuk menggabungkan keunggulan ayam ras (produksi telur tinggi) dan ayam kampung (daya tahan tubuh kuat serta kualitas daging yang baik). Rata-rata, seekor ayam KUB betina siap bertelur pada usia yang relatif muda, sekitar 5 hingga 6 bulan. Target ideal peternak adalah mencapai puncak produksi di mana satu ekor ayam dapat menghasilkan lebih dari 200 butir telur per tahun. Jika angka ini tidak tercapai, ada beberapa faktor kritis yang perlu dievaluasi ulang dalam manajemen harian Anda.
Nutrisi: Kunci Utama Agar Ayam Kub Bertelur Maksimal
Pemberian pakan adalah variabel terbesar yang memengaruhi produksi telur. Ayam petelur membutuhkan keseimbangan makronutrien yang tepat, terutama protein, kalsium, dan energi.
- Protein Tinggi: Pada fase pra-produksi dan produksi puncak, pakan harus mengandung protein sekitar 16% hingga 18%. Protein esensial untuk pembentukan sel telur.
- Kalsium untuk Cangkang Kuat: Kalsium adalah mineral vital. Kekurangan kalsium menyebabkan cangkang telur menjadi tipis, lunak, atau bahkan tidak bercangkang sama sekali. Sediakan grit (cangkang tiram giling atau batuan kapur) secara terpisah agar ayam bisa mengatur sendiri kebutuhannya.
- Pakan Lengkap (Complete Feed): Untuk peternak pemula, sangat disarankan menggunakan pakan komersial berlabel "Layer" atau "Starter/Grower" sesuai fase usia, karena nutrisi di dalamnya sudah terformulasi seimbang.
Hindari memberikan terlalu banyak pakan jagung mentah di luar formulasi pakan komersial, karena meskipun mengandung energi tinggi, rasio nutrisi esensial lainnya mungkin kurang memadai untuk produksi telur yang stabil.
Manajemen Kandang dan Lingkungan Hidup
Faktor lingkungan sangat memengaruhi stres ayam, dan stres adalah pembunuh produksi telur nomor satu. Ayam yang merasa tidak nyaman cenderung menahan produksi telurnya.
Pencahayaan yang Tepat
Ayam membutuhkan durasi cahaya yang cukup untuk merangsang hormon reproduksi. Idealnya, ayam petelur membutuhkan minimal 14 jam cahaya per hari. Di daerah yang intensitas cahayanya rendah secara alami, penggunaan lampu tambahan di pagi dan sore hari sangat dianjurkan. Intensitas cahaya harus cukup terang agar ayam bisa melihat tempat pakan dan minum dengan jelas.
Kandang yang Sehat dan Nyaman
Pastikan sirkulasi udara baik. Kandang tidak boleh terlalu pengap karena akumulasi amonia dari kotoran dapat meracuni pernapasan dan menyebabkan stres. Kebersihan litter (alas kandang) harus dijaga ketat. Selain itu, kepadatan kandang tidak boleh melebihi batas wajar. Terlalu banyak ayam dalam satu petak akan meningkatkan persaingan pakan dan air, serta risiko penyebaran penyakit.
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Program vaksinasi yang teratur adalah wajib. Penyakit seperti ND (Newcastle Disease) atau Gumboro, meskipun sering menyerang di usia muda, dampak jangka panjangnya bisa mengurangi produktivitas ayam kub bertelur saat memasuki masa dewasa. Jika ada indikasi lesu, penurunan nafsu makan drastis, atau penurunan drastis jumlah telur (bukan karena siklus molting), segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diagnosis dini. Pemeliharaan kesehatan adalah investasi jangka panjang.
Mengelola Siklus Molting (Rontok Bulu)
Setiap ayam petelur akan mengalami periode molting atau rontok bulu, biasanya terjadi setelah 12 hingga 18 bulan produksi tanpa henti. Selama molting, produksi telur akan menurun drastis, bahkan berhenti total. Ini adalah fase pemulihan energi. Selama periode ini, fokuskan pada pemberian pakan yang kaya protein dan vitamin untuk regenerasi bulu dan pemulihan kondisi tubuh, bukan memaksa mereka bertelur. Setelah masa molting selesai (biasanya 4-8 minggu), produktivitas telur biasanya akan kembali meningkat, meskipun mungkin sedikit di bawah puncak produksi sebelumnya.
Dengan perhatian yang konsisten terhadap pakan berkualitas, lingkungan yang tenang, serta manajemen kesehatan yang proaktif, peternak dapat memaksimalkan potensi yang ditawarkan oleh ayam KUB. Keberhasilan dalam beternak ayam kub bertelur terletak pada konsistensi penerapan praktik-praktik pemeliharaan unggulan.