Ayam hutan India, yang secara ilmiah dikenal sebagai Gallus gallus murghi, adalah sub-spesies dari ayam hutan merah liar (Red Junglefowl) yang mendiami wilayah anak benua India. Burung yang memukau ini merupakan salah satu ikon fauna penting di ekosistem hutan India dan sekitarnya. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan warna dan suara di belantara, tetapi juga memainkan peran ekologis yang vital. Mereka sering dianggap sebagai nenek moyang utama dari ayam domestik yang kita kenal saat ini, meskipun subspesies lain juga berkontribusi.
Secara fisik, ayam hutan jantan (jago) memiliki penampilan yang sangat mencolok. Bulunya didominasi warna merah keemasan, hitam mengilap, dan putih cerah pada bagian sayap dan ekor. Jengger merahnya yang besar dan gelambir yang menggantung menambah aura kegagahan. Sebaliknya, betina memiliki warna yang jauh lebih kalem, didominasi warna cokelat dan hitam berbintik-bintik, berfungsi sebagai kamuflase yang efektif saat mengerami telur atau mencari makan di lantai hutan.
Ayam hutan India tersebar luas di berbagai jenis habitat hutan di India, mulai dari hutan tropis basah hingga hutan gugur kering, serta area semak belukar yang lebat. Mereka sangat menyukai daerah yang memiliki lapisan vegetasi bawah yang padat, yang memberikan perlindungan dari predator dan tempat yang ideal untuk mencari serangga, biji-bijian, dan buah-buahan kecil. Distribusi utamanya mencakup sebagian besar wilayah India Utara dan Timur, meskipun populasi kecil juga ditemukan di Nepal dan Pakistan.
Meskipun sering disebut "ayam hutan", burung ini jarang terlihat di area terbuka luas. Mereka adalah penghuni lantai hutan sejati. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan kaki, mengais-ngais daun kering untuk menemukan makanan. Perilaku ini sangat penting bagi siklus nutrisi hutan karena membantu aerasi tanah. Mereka biasanya bergerak dalam kelompok kecil, terdiri dari satu jantan dominan dan beberapa betina, meskipun saat mencari makan, mereka bisa sedikit lebih tersebar.
Ritme kehidupan ayam hutan India sangat terikat pada siklus matahari. Jago jantan terkenal dengan kokokannya yang keras dan merdu yang biasanya dimulai sebelum matahari terbit, menandakan dimulainya hari baru di hutan. Kokokan ini berfungsi untuk menandai wilayah dan menarik perhatian betina. Pertarungan antar jantan untuk mendapatkan dominasi teritorial dan akses kawin bisa terjadi, meskipun umumnya pertarungan fisik dihindari jika ada hierarki yang jelas terbentuk.
Musim kawin biasanya terjadi selama musim semi hingga awal musim hujan. Setelah kawin, betina akan bersarang di sarang sederhana yang tersembunyi di bawah semak atau tumpukan daun. Mereka biasanya bertelur antara 3 hingga 6 butir. Masa inkubasi berlangsung sekitar 21 hari. Setelah menetas, anak ayam (piyik) sudah mampu mengikuti induknya mencari makan tak lama kemudian. Pendidikan awal dari induk sangat krusial untuk kelangsungan hidup mereka dari ancaman predator seperti ular, kucing hutan, dan burung pemangsa.
Meskipun ayam hutan India adalah spesies yang relatif tersebar luas, mereka menghadapi ancaman serius yang mengancam kelestarian populasi mereka di beberapa wilayah. Hilangnya habitat akibat deforestasi untuk pertanian, pembangunan infrastruktur, dan penebangan kayu adalah ancaman utama. Selain itu, perburuan liar, baik untuk konsumsi daging maupun untuk dijadikan ayam aduan (meskipun seringkali sulit membedakan persilangan domestik dan murni), juga berkontribusi pada penurunan jumlah mereka.
Organisasi konservasi di India bekerja keras untuk memantau dan melindungi populasi liar. Penetapan kawasan lindung dan penegakan hukum terhadap perburuan ilegal adalah langkah penting. Upaya juga difokuskan pada pendidikan masyarakat lokal mengenai pentingnya menjaga integritas ekosistem hutan agar ayam hutan India dapat terus memainkan peran pentingnya dalam keanekaragaman hayati benua India. Melindungi habitat mereka berarti melindungi spesies ini dari kepunahan lokal.
Ayam hutan India (Gallus gallus murghi) memiliki hubungan langsung dengan ayam peliharaan kita. Para ilmuwan meyakini bahwa hampir semua ayam domestik modern dapat menelusuri garis keturunan mereka kembali ke ayam hutan merah liar, di mana subspesies India ini menjadi kontributor genetik yang signifikan, terutama dalam pengembangan sifat-sifat tertentu yang diinginkan dalam peternakan. Mereka sangat waspada dan memiliki kemampuan terbang pendek yang cepat untuk menghindari bahaya, sebuah adaptasi penting di lingkungan hutan yang padat.