Ilustrasi: Kondisi ayam betina yang mengalami penurunan produksi telur.
Kehilangan produktivitas pada ayam petelur merupakan mimpi buruk bagi peternak, baik skala rumahan maupun industri. Ketika seekor ayam betina susah bertelur, ini bukan hanya masalah kerugian finansial sesaat, tetapi juga indikasi adanya ketidakseimbangan dalam manajemen pemeliharaan. Memahami akar masalahnya adalah langkah pertama menuju pemulihan performa puncak unggas kesayangan Anda.
Produksi telur sangat sensitif terhadap lingkungan dan nutrisi. Ada beberapa penyebab umum mengapa ayam tiba-tiba atau secara kronis mengalami penurunan produksi telur.
Nutrisi adalah bahan bakar utama produksi telur. Kalsium, protein, dan vitamin sangat krusial. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan cangkang telur tipis atau ayam berhenti bertelur sama sekali karena tubuh menahan mineral untuk fungsi vital lainnya. Selain itu, pakan yang terlalu banyak energi (seperti pakan pembesaran) daripada pakan petelur (layer feed) akan membuat ayam menjadi gemuk, yang secara otomatis menekan sistem reproduksi.
Ayam adalah makhluk yang sangat sensitif terhadap perubahan mendadak. Stres dapat dipicu oleh beberapa hal:
Penyakit adalah penyebab utama penurunan produksi telur yang sering diabaikan. Infeksi seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), atau bahkan cacingan yang parah dapat mengganggu saluran reproduksi. Ayam yang terlalu tua juga secara alami akan mengalami penurunan intensitas bertelur. Perhatikan tanda-tanda lesu, kotoran yang tidak normal, atau nafsu makan yang menurun.
Untuk ayam petelur komersial, panjang hari (fotoperiode) adalah pemicu hormonal utama. Ayam membutuhkan minimal 14-16 jam cahaya per hari untuk mencapai produksi optimal. Pemadaman lampu yang tidak terencana atau pencahayaan kandang yang terlalu redup dapat mengirimkan sinyal kepada ayam bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk bertelur.
Setelah mengidentifikasi kemungkinan penyebab, saatnya mengambil tindakan korektif yang terstruktur.
Pastikan ayam menerima pakan layer dengan kandungan protein dan kalsium yang sesuai usia (biasanya kalsium sekitar 3.5% hingga 4.5% untuk puncak produksi). Jika Anda mencurigai defisiensi, berikan suplemen kalsium tambahan seperti tepung tulang atau kulit tiram yang dihancurkan, terutama sore hari agar kalsium tersedia saat malam untuk pembentukan cangkang.
Lakukan audit lingkungan kandang. Pastikan ventilasi memadai untuk mengurangi panas dan kelembaban. Jika cuaca sangat panas, sediakan pendingin alami seperti kipas angin atau penyemprot air halus (misting). Jaga agar kandang selalu tenang dan aman dari gangguan mendadak. Kebersihan litter (alas kandang) juga sangat penting untuk mencegah penyakit.
Jika ayam sudah lama tidak diberi obat cacing, lakukan program deworming. Cacing menggerogoti nutrisi yang seharusnya digunakan untuk memproduksi telur. Selain itu, berikan multivitamin yang mengandung Vitamin A, D, dan E selama beberapa hari berturut-turut untuk memulihkan stamina dan fungsi organ reproduksi yang mungkin tertekan akibat stres atau penyakit ringan.
Ingat, ayam memiliki siklus produksi. Ayam yang sudah melewati usia 1.5 hingga 2 tahun biasanya akan mengalami penurunan signifikan. Jika ayam Anda masih muda namun bermasalah, kemungkinan besar masalahnya adalah nutrisi atau lingkungan. Namun, jika sudah tua, fokuslah pada menjaga kesehatan mereka daripada memaksa produksi tinggi.
Mengatasi ayam betina susah bertelur membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam observasi. Dengan menerapkan manajemen yang baik pada aspek pakan, lingkungan, dan kesehatan, produktivitas peternakan Anda pasti akan kembali meningkat.