Pertanyaan mengenai ayam bertelur sehari 2 kali seringkali menjadi topik hangat di kalangan peternak, baik skala rumahan maupun industri. Secara biologis, haruskah seekor ayam petelur menghasilkan dua butir telur dalam 24 jam? Mari kita telaah lebih dalam mengenai siklus reproduksi unggas ini dan faktor apa saja yang mungkin memicu fenomena yang terdengar luar biasa ini.
Secara umum, ayam petelur komersial—seperti varietas Leghorn atau Lohmann Brown—dipelihara untuk mencapai tingkat produksi setinggi mungkin. Idealnya, seekor ayam dewasa yang sehat dan berada pada puncak produktivitasnya (biasanya antara usia 6 hingga 12 bulan) akan menghasilkan satu butir telur setiap 24 hingga 26 jam. Siklus ini sangat dipengaruhi oleh hormon dan ketersediaan nutrisi.
Satu siklus pembentukan telur membutuhkan waktu sekitar 25 jam. Jika ayam berhasil menyelesaikan siklusnya sebelum jam 24.00 hari itu, secara matematis ia akan memulai siklus berikutnya sedikit lebih cepat pada hari berikutnya, memungkinkan dua kali pelepasan sel telur dalam rentang waktu 24 jam yang sangat sempit, tetapi ini jarang terjadi secara konsisten.
Meskipun sangat jarang terjadi secara konsisten dan berkelanjutan, fenomena ayam yang tampak bertelur sehari 2 kali bisa dijelaskan melalui beberapa skenario biologis:
Ini adalah penjelasan biologis paling masuk akal. Ayam memiliki dua ovarium, namun hanya ovarium kiri yang berfungsi penuh. Pembentukan telur terjadi dalam beberapa tahap (pembentukan kuning telur, penambahan albumen, pembentukan membran, hingga pengapuran cangkang). Jika ayam mengalami sedikit "gangguan" atau percepatan dalam fase pelepasan kuning telur (ovulasi), ia mungkin melepaskan dua kuning telur dalam periode waktu yang berdekatan (misalnya, satu pukul 06:00 pagi dan satu lagi pukul 16:00 sore hari yang sama).
Hal ini biasanya tidak berkelanjutan. Telur kedua yang dihasilkan seringkali memiliki kualitas yang buruk—cangkangnya tipis, ukurannya kecil (dikenal sebagai telur 'double-yolk' jika kuning telurnya menyatu di dalam satu cangkang, atau telur yang terlalu cepat dikeluarkan tanpa cangkang sempurna).
Ayam yang terlalu muda atau ayam yang baru mulai bertelur mungkin belum stabil siklusnya. Sebaliknya, ayam yang sangat tua juga terkadang menunjukkan pola produksi yang tidak teratur. Faktor krusial di sini adalah nutrisi. Kebutuhan nutrisi, terutama kalsium dan protein, harus sangat terpenuhi.
Pemberian pakan yang kaya energi dan mineral yang tepat dapat mendorong tubuh ayam untuk memproduksi lebih cepat. Namun, memaksakan kondisi ini secara terus-menerus dapat menyebabkan:
Dalam peternakan komersial, target utamanya adalah efisiensi, bukan kuantitas ekstrem. Seekor ayam yang secara rutin menghasilkan dua telur sehari tidak dianggap sebagai manajemen yang baik karena itu menandakan bahwa sistem tubuhnya sedang bekerja terlalu keras. Mayoritas ahli peternakan sepakat bahwa produksi yang berkelanjutan adalah satu telur per hari.
Jika Anda mengamati adanya ayam bertelur sehari 2 kali, lakukan inspeksi lebih lanjut. Perhatikan apakah telur kedua tersebut memiliki cangkang yang baik atau apakah itu hanya telur yang sangat kecil tanpa cangkang (casing telur). Jika ini terjadi sesekali pada satu atau dua ekor ayam, itu mungkin anomali minor. Jika terjadi pada banyak ayam secara rutin, evaluasi kembali kondisi kandang, pencahayaan, suhu, dan formulasi pakan Anda.
Untuk mencapai produksi telur tertinggi yang sehat (mendekati 90-95% setiap hari per populasi), fokuslah pada:
Kesimpulannya, sementara secara teknis mungkin bagi ayam untuk melepaskan dua kuning telur dalam 24 jam akibat tumpang tindih siklus, hal ini bukanlah norma produksi yang berkelanjutan. Mengincar ayam bertelur sehari 2 kali secara konsisten adalah mengejar hasil yang tidak realistis dan berpotensi merugikan kesehatan unggas Anda.