Di tengah gempuran jajanan modern, cita rasa autentik dari kue tradisional Indonesia tetap memiliki tempat yang istimewa di hati banyak orang. Salah satu camilan legendaris yang sering ditemukan di berbagai daerah, terutama di kawasan Jawa dan sekitarnya, adalah Apang Bakar Tepung Beras. Kue ini menawarkan perpaduan tekstur yang lembut di dalam dan sedikit garing di bagian luar berkat proses pembakarannya.
Berbeda dengan Apang (atau Apam) yang dikukus, versi bakar ini biasanya disajikan dalam bentuk bundar pipih yang kaya rasa. Nama "Apang Bakar Tepung Beras" sudah mengindikasikan bahan utamanya: tepung beras. Tepung beras memberikan karakteristik kenyal alami yang khas, menjadikannya pilihan sempurna sebagai teman minum teh sore hari atau hidangan penutup yang ringan namun memuaskan.
Penggunaan tepung beras, bukan tepung terigu, adalah kunci utama dalam resep apang bakar tepung beras. Tepung beras cenderung menghasilkan adonan yang lebih lengket saat dipanaskan dan lebih stabil saat dibakar. Hasil akhirnya adalah tekstur yang lebih padat namun tetap empuk di bagian tengah. Rasa yang timbul pun cenderung lebih "bersih" dan sedikit gurih, yang sangat cocok dipadukan dengan pemanis alami seperti gula merah atau tambahan santan kental.
Membuat kue ini tidak memerlukan bahan yang rumit, namun memerlukan ketelitian dalam takaran:
Proses pembuatan Apang Bakar melibatkan dua tahap krusial: fermentasi adonan (jika menggunakan ragi) dan proses pembakaran. Setelah adonan berbahan dasar tepung beras, santan, dan pemanis diaduk rata dan didiamkan hingga mengembang, adonan siap dicetak.
Berbeda dengan kue apang kukus yang menggunakan cetakan khusus, apang bakar tepung beras secara tradisional sering kali dipanggang menggunakan wajan datar atau cetakan khusus yang memiliki lekukan cekung namun tidak terlalu dalam (mirip cetakan kue lumpur, namun lebih datar). Kunci keberhasilannya adalah panas api yang stabil. Api harus dijaga cenderung kecil hingga sedang. Hal ini memastikan bagian luar matang sempurna dan berwarna cokelat keemasan tanpa membuat bagian dalamnya gosong sebelum sempat matang sempurna.
Proses memanggang ini memberikan karakteristik rasa yang unik. Ada sedikit aroma 'gosong' yang terpanggang (maillard reaction) yang berpadu harmonis dengan manisnya santan dan tepung beras. Beberapa penjual bahkan menambahkan sedikit margarin atau minyak pada cetakan agar hasilnya lebih mengkilap dan tidak lengket.
Meskipun resep dasar apang bakar tepung beras fokus pada kesederhanaan, variasi penyajian sering ditemukan. Ada yang menambahkan parutan kelapa muda di atasnya sebelum dibakar, memberikan tekstur tambahan saat digigit. Ada pula yang menyajikan kue ini dengan siraman saus gula merah cair yang lebih kental, mirip seperti pendamping serabi.
Kue ini sangat nikmat disantap hangat. Kelembutan yang ditinggalkan oleh santan dan kekenyalan khas tepung beras menjadikan Apang Bakar salah satu warisan kuliner Nusantara yang patut terus dilestarikan dan dicicipi. Ini adalah bukti bahwa bahan-bahan sederhana, jika diolah dengan teknik yang tepat, dapat menghasilkan camilan yang luar biasa lezat dan kaya memori.
Selamat mencoba kelezatan kue tradisional Indonesia.