Ilustrasi: Proses deteksi cepat antigen
Dalam situasi pandemi atau ketika kebutuhan skrining cepat sangat tinggi, tes antigen telah menjadi salah satu alat diagnostik yang paling sering digunakan. Keunggulannya jelas: kecepatan. Hasil bisa didapatkan dalam waktu singkat, seringkali kurang dari 30 menit, memungkinkan isolasi cepat bagi individu yang terinfeksi. Namun, pertanyaan krusial yang selalu muncul adalah: Seberapa akuratkah tes ini? Menjawab pertanyaan antigen akurat berapa persen memerlukan pemahaman mendalam tentang sensitivitas dan spesifisitas alat tes tersebut.
Ketika kita berbicara tentang akurasi tes diagnostik, ada dua parameter utama yang harus diperhatikan. Pertama adalah Sensitivitas, yaitu kemampuan tes untuk mendeteksi penyakit ketika penyakit itu benar-benar ada (True Positive Rate). Kedua adalah Spesifisitas, yaitu kemampuan tes untuk mengidentifikasi hasil negatif ketika seseorang benar-benar sehat (True Negative Rate).
Tes antigen, secara umum, memiliki spesifisitas yang sangat tinggi, seringkali mendekati atau melebihi 98% hingga 99%. Ini berarti jika tes antigen Anda menunjukkan hasil positif, kemungkinan besar Anda memang terinfeksi. Namun, tantangan terbesar tes antigen terletak pada sensitivitasnya.
Angka pasti mengenai antigen akurat berapa persen sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor kunci, termasuk kualitas merek alat tes, waktu pengambilan sampel, dan tingkat viral load (jumlah virus dalam tubuh) orang yang diuji.
Secara umum, sensitivitas rata-rata tes antigen cepat yang disetujui berkisar antara 70% hingga 90%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction), yang merupakan standar emas dengan sensitivitas di atas 95%.
Implikasi Sensitivitas Rendah: Sensitivitas yang lebih rendah berarti tes antigen lebih rentan menghasilkan hasil negatif palsu (False Negative). Jika Anda memiliki gejala tetapi hasil antigen negatif, ada kemungkinan tes gagal mendeteksi virus karena viral load Anda masih rendah (misalnya, di awal atau akhir masa infeksi).
Agar hasil tes antigen dapat diandalkan, beberapa variabel harus terpenuhi. Kesalahan dalam prosedur atau kondisi pasien dapat menurunkan persentase akurasi secara signifikan:
Meskipun memiliki keterbatasan sensitivitas, tes antigen sangat berguna dalam konteks tertentu. Tes ini sangat efektif ketika digunakan sebagai alat skrining dalam populasi yang besar atau ketika seseorang memiliki gejala klinis yang jelas.
Jika hasil tes antigen Anda positif, Anda hampir pasti terinfeksi. Namun, jika hasilnya negatif sementara Anda memiliki gejala kuat atau baru saja melakukan kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif, Anda sangat disarankan untuk melakukan konfirmasi ulang menggunakan tes PCR, atau melakukan tes antigen ulang beberapa hari kemudian. Ini adalah cara terbaik untuk mengatasi ketidakpastian seputar pertanyaan antigen akurat berapa persen.
Singkatnya, tes antigen adalah alat penyaringan yang sangat baik untuk kecepatan, namun tidak bisa sepenuhnya menggantikan sensitivitas tinggi dari PCR. Memahami batasannya membantu kita dalam menafsirkan hasilnya dengan lebih bijak dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.